Feature

Reses anggota DPR RI Jalan rusak Jalanan di Kutai Barat Jalanan di Kutai Timur Jalan rusak di kaltim Irwan 

Menyambung Lidah Rakyat dari Barat sampai Timur Kaltim (1): “Mengeroyok” Jalan Rusak



Irwan (tengah) berdiskusi dengan Junaidi (kiri) dan Ibnu (kanan) terkait perbaikan jalan menuju Kubar.
Irwan (tengah) berdiskusi dengan Junaidi (kiri) dan Ibnu (kanan) terkait perbaikan jalan menuju Kubar.

Sepuluh mobil berkapasitas mesin besar sesekali serempak melaju. Tapi, tak jarang harus melambat, memaklumi jalan rusak. Ada setidaknya 600 lubang di jalur itu. Jalur poros yang menghubungkan dua kabupaten dengan perut bumi yang sehat: Kutai Kartanegara dan Kutai Barat.

DI dalam mobil-mobil tadi, ada anggota DPR RI daerah pemilihan Kaltim, Irwan, bersama timnya, dan rombongan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim. Mereka konvoi dari Samarinda ke Kubar untuk “mengeroyok” ruas-ruas rusak di sepanjang jalan, agar lekas baik. “Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan jika komunikasi lancar,” kata Irwan.


Perbincangan via handy talkie (HT) mewarnai perjalanan. Setiap menemui titik kerusakan, Irwan segera menghubungi rombongan di belakangnya yang dipimpin Kepala BBPJN Kaltim, Junaidi. Seperti di sepanjang simpang Senoni (Kukar) hingga Gusik (Kubar).

“Oke kita pelan-pelan aja, sambil dilihat lubang yang memang perlu segera diperbaiki dan mana yang jangka panjang,” kata Irwan. “Untuk sementara penanganan kita dari arah Gusik, Pak,” sambut Junaidi di seberang HT, didampingi Ibnu Kurniawan, Kepala Satuan Kerja PJN1 Kaltim.

“Tahun 2020 ya, saya ada lihat sudah (dokumennya). Itu ada yang digeser menjadi multiyears?” sambung Irwan lagi. “Yang multiyears dari Gusik sampai Simpang Blusuh, Pak,” kata Junaidi.
“Oh, kalau yang ini (Senoni-Gusik) selesai tahun ini, ya?”
“Kalau yang ini jadi multiyears juga akibat relaksasi, Pak, tapi izinnya belum ada, Pak.”
“Berarti dari titik tadi, tahun ini ada kegiatan di sini.”
“Betul, Pak, ada kegiatan paket long segment, rencananya dari SYC (single years contract) menjadi MYC (multi years contract). Ini lagi nunggu surat Pak Menteri (Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), kalau dari Pak Dirjen sudah ada usulan SYC menjadi MYC,” jelas Junaidi.

Perbincangan solutif itu terus berlangsung hingga tiba di Kutai Barat. Anjangsana ini merupakan agenda reses Irwan sebagai anggota Komisi V DPR RI, 22-28 Juli 2020. Meski Kubar bukanlah basis suaranya ketika pemilu, tapi justru daerah itu yang dipilihnya sebagai lokasi pertama reses.

“Berdasarkan data, penglihatan dan pendengaran, serta apa yang saya rasakan waktu keliling selama kampanye, memang ada kesenjangan infrastruktur di Kutai Barat dan Mahulu. Sehingga, reses pertama ini memilih Kubar, untuk melihat langsung kondisi jalan nasional,” ujar Irwan.

Benar saja. Dari 1.700an kilometer jalan nasional di Kaltim, sekitar 170 km dalam kondisi rusak berat. Lalu, dari 170 km itu, 106 kilometernya ada di Kubar.



Rombongan reses anggota DPR RI saat di Kutai Barat.

RUSAK DARI BARAT KE TIMUR

Sesampai di Kutai Barat, rombongan disambut Bupati Kubar FX Yapan, Wakil Bupati Edyanto Arkan, dan segenap perangkat daerah. Mereka pun mendiskusikan beberapa hal terkait pembangunan di Kubar. Utamanya masalah infrastruktur.

"Jalan menuju provinsi (Samarinda) ini lebih jelek daripada jalan menuju kuburan kami," kata Yapan. "Saya juga pernah sampaikan soal jalan rusak ini ke Pak Isran (Gubernur Kaltim). Pak, jalan kami rusak ini. Dijawab Isran, ya memang rusak," tambah Yapan, menirukan ucapan Gubernur, lalu tertawa.

Padahal, kata dia, jalan tersebut adalah urat nadi ekonomi. Sebagai bupati, Yapan menjadi alamat luapan kekecewaan oleh masyarakat maupun politikus.

Badan jalan utama Kutai Barat dari dan menuju ibu kota provinsi, Samarinda, memang banyak luka. Data BBPJN Kaltim, ada sekitar 660 lubang sepanjang jalan poros Kukar-Kubar. Sebagian sudah disembuhkan. Sisanya masih sekitar 200-an lubang.

"Kita memiliki kendala jalan. Dulunya berfungsi untuk arus manusia saja. Sekarang juga untuk angkutan komoditi," kata Edyanto Arkan, Wakil Bupati Kubar. Setiap harinya, sebut dia, ada sekitar 500 mobil pengangkut komoditi (sawit) setiap hari melewati jalan negara. "Dulu juga orang angkut alat berat dengan LCT lewat sungai, sekarang lewat darat," keluhnya. Hal itu yang membuat jalan babak belur.

Kondisi serupa juga ditemukan di Kutai Timur (Kutim). Perjalanan reses Irwan ditemani Kepala BBPJN Kaltim itu memang berlanjut ke timur Kaltim, pada 27-28 Juli 2020. Di Kutim, truk-truk pengangkut hasil alam mentah juga menggunakan jalan yang sama dengan warga. Alhasil, dari 60 kilometer jalan Bengalon sampai Sangkulirang misalnya, sekitar 22 kilometer yang rusak.

“Masyarakat di sini sangat sabar melewati jalan rusak setiap hari. Saya saja yang baru dua hari, pulang-pulang harus dipijat. Bagaimana masyarakat yang tinggal di sini,” ujar Junaidi dengan nada canda. Dia baru pindah tugas dari Kalbar ke Kaltim sekitar 3 minggu.



Irwan memantau perbaikan jalan yang longsor di poros Bontang-Sangatta.

Dia menyampaikan, BBPJN Kaltim akan segera melakukan perbaikan jalan rusak tersebut. Dengan pola multiyears, progres perbaikan jalan ini akan terlihat tahun depan.

“Memang jalan di sini masih sangat rusak dan (rawan) longsor. Tahun ini ada paket multiyears, mudah-mudahan September sudah mulai kontrak. Kami bisa perbaiki jalan sepanjang 60 kilometer dari Simpang (Lembak) hingga Sangkulirang. Jadi tidak sepotong-sepotong, tapi sampai tuntas,” kata Junaidi.

Begitu pula perbaikan jalan di Kubar. BBPJN Kaltim akan mengerjakan dua paket jalan yang rusak berat, di Gusik-Simpang Blusuh, sekitar September 2020. Saat ini masih dalam proses lelang. "Tapi dari simpang Blusuh ke batas Kalteng, kami butuh support," tambah Junaidi. Dari dana yang diperlukan sekitar Rp 600 miliar, baru dianggarkan sekitar Rp 200 miliar.

Menanggapi hal itu, Irwan mengatakan, terkait jalan nasional di Kubar dan Kutim, tahun 2020 seharusnya tuntas segala perbaikan dan peningkatannya. "Tapi karena ada Covid, terjadi realokasi anggaran dan refocusing program. Sehingga, ada relaksasi di situ. Misalnya dari single years jadi multi years," ujarnya.

Dia memastikan, akhir tahun 2021 atau selambat-lambatnya tahun 2022, seluruh jalan nasional di Kaltim sudah mulus. Selain itu, pemuda kelahiran Sangkulirang, Kutim ini ingin ke depan ada jalan dari Kubar ke Penajam Paser Utara (PPU) dan Kubar ke Kutim. Juga akses di Kabupaten Mahakam Ulu, yakni dari Long Pahangai ke Tiong Ohang. “Kita perlu membangun shortcut-shortcut semacam itu untuk memperlancar pembangunan Kaltim,” katanya.

Menurut Irwan, jalan nasional di Kaltim masih sangat minim. Dia menyebut, dari luas sekitar 127 ribu km2, Kaltim hanya punya 1.700an kilometer jalan nasional. Sementara Sulawesi Selatan yang luasnya cuma sekira 46 ribu m2, panjang jalan nasionalnya kurang lebih sama Kaltim.

Untuk itu, anggota Fraksi Partai Demokrat ini akan mengawal sekuat tenaga dan upaya, agar proses penganggaran di DPR RI lancar bagi kegiatan infrastruktur di Kaltim. Banyak persoalan, kata Irwan, tidak selesai karena komunikasi yang tersumbat. Dari pemerintah daerah hingga ke pusat. Butuh penyambung lidah rakyat untuk menuntaskannya. (bersambung)

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya