Ekobis

penerbangan brunei kaltim 

Wacana Pembukaan Penerbangan Langsung Brunei-Kaltim



Sujatmiko, Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darusalam
Sujatmiko, Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darusalam

SELASAR.CO, Samarinda - Penetapan Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota negara baru,menggantikan DKI Jakarta, diprediksi memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi Bumi Etam.

Sujatmiko, Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam, Rabu (23/10/2019) melakukan kunjungan ke Kaltim. Ditemui awak media di Kantor Gubernur, dirinya menyampaikan tujuan kunjungannya untuk melakukan kerja sama. Salah satunya adalah rencana penerbangan langsung dari Kaltim ke Brunei, dan sebaliknya. Maskapai penerbangan Royal Brunei bahkan sudah menyampaikan keinginannya membuka rute penerbangan tersebut.

"Tujuannya untuk meningkatkan arus wisatawan asing ke Kaltim, tidak hanya wisatawan dari Brunei, namun juga wisatawan dari negara lain yang sedang berkunjung ke Brunei," jelasnya.

Oleh karena itu, dengan meningkatnya angka kunjungan wisatawan ke Kaltim diharapkan dapat mengangkat industri lokal, khususnya penyedia produk-produk unggulan Kaltim. Selain berupaya melakukan peningkatan angka wisatawan dari Brunei, pihaknya juga mendorong agar investor-investor Brunei dapat masuk guna mempercepat pertumbuhan ekonomi Kaltim.

"Nanti kita lihat apa yang mereka (investor) minati, apakah di bidang infrastruktur, industri, atau bidang-bidang lain," paparnya.

Sujatmiko mengungkapkan secara geografis, Kaltim dan Brunei memiliki jarak yang dekat, dan terletak di pulau yang sama yaitu Kalimantan. Namun, selama ini hubungan antara keduanya masih terbilang jauh, karena belum adanya penerbangan langsung. Dirinya mengungkapkan, dahulu pernah ada penerbangan langsung dari Kaltim-Brunei. Namun karena minim peminat penerbangan tersebut hanya bertahan selama tiga tahun, dari kurun waktu 1995-1998.

"Sekarang kalau orang Brunei mau ke sini harus transit dulu ke Jakarta, Surabaya, atau Bali. Maka itu intinya kami upayakan akan ada konektivitas. Saya harap dengan perkembangan baru ini, apalagi dengan ekonomi di Kaltim menggeliat, tol sudah dibangun, ibu kota mau pindah, bandara juga sudah ada, saya lihat ini potensi yang harus kita coba lagi," sebutnya.

Diketahui Brunei Darussalam merupakan negara yang terletak di pantai utara pulau Kalimantan. Negara ini memiliki total luas wilayah yang tidak sampai setengah Kabupaten Kukar atau hanya sekitar 5.765 kilometer persegi, dengan total penduduk sekitar 442,400 jiwa. Namun warganya memiliki pendapatan yang cukup tinggi.

Sujatmiko menyampaikan Produk Nasional Bruto atau Gross National Product (GNP) warga Brunei mencapai 28.000 dollar per kapita. Jumlah ini sebenarnya terbilang menurun, karena kondisi minyak mentah sedang turun. Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan Indonesia yang baru berada di kisaran 4.000 dollar per kapita.

"Saya melihat pasarnya kecil tapi kemampuan daya belinya tinggi. Karena itu saya minta ke Pemprov Kaltim, produk yang ditawarkan jangan yang KW 2 atau KW 3, nggak akan dilirik. Karena mereka orientasinya mencari barang-barang yang berkualitas. Ini yang nanti bisa dimanfaatkan oleh Kaltim," imbuhnya.

Sementara itu, M Sabani, Plt Sekprov Kaltim, telah menyampaikan beberapa produk unggulan di Kaltim untuk ditawarkan ke wisatawan asal Brunei. Mulai dari produk tenun lokal, wisata alam hingga kuliner menjadi salah satu produk yang ditawarkan. "Juga bisa investasi terkait pemindahan ibu kota nanti seperti properti, itu biasanya lebih cepat lakunya," tambahnya.

Konektivitas dengan penerbangan langsung ini diharapkan tidak berhenti di Kaltim, namun juga bisa berkaitan dengan daerah lain di Indonesia. Lama penerbangan yang awalnya enam jam, jika transit melalui Jakarta juga dapat dipangkas menjadi dua jam dengan adanya penerbangan langsung.

 

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Er Riyadi

Berita Lainnya