Utama

Jalan longsor Longsor Palaran Samarinda seberang Jalan longsor di samarinda Seberang 

Longsor Lagi, Jalan Poros Samarida Seberang-Palaran Kembali Ditutup



Beberapa alat berat terlihat mulai bekerja di lokasi longsor.
Beberapa alat berat terlihat mulai bekerja di lokasi longsor.

SELASAR.CO, Samarinda - Setelah hujan deras yang kembali turun di Samarinda, jalur poros Kecamatan Samarinda Seberang-Palaran, tepatnya di Jalan Ampera, RT 17, Kelurahan Mangkupalas kembali tertutup tanah longsor pada Rabu (9/9/2020). 

Padahal, Dinas PUPR PERA Kaltim diketahui baru saja sehari lalu menyesaikan pembukaan satu jalur jalan dari arah jembatan Mahkota II ke Samarinda Seberang. Akibatnya, jalan pun harus kembali ditutup demi lancarnya proses pengerukan tanah dari jalan yang kembali akan dilakukan.

"Kemarin kan sudah tembus, karena hujan yang terus turun kembali lagi tanahnya (longsor). Saat ini masih kami kerjakan dulu, dan mudah-mudahan dua hari ke depan bisa tembus lagi asalkan cuaca terang," ujar Kepala UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Wilayah II Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR PERA) Kaltim, Joniansyah.

Saat ini pihaknya telah menerjunkan tiga unit eksavator, satu unit grader, satu unit Backhoe loader, dan sekitar 10 unit dump truck bantuan dari Pemkot Samarinda yang saat ini tengah bekerja di lapangan. Untuk sementara pihaknya pun masih fokus kembali membuka jalur yang kemarin telah dibuka. 

"Teman-teman kerja terus ini di lapangan walaupun hujan. Namun, alat berat kan kurang maksimal kerjanya kalau hujan begini, karena tanahnya lengket. Jalur yang kami buka itu arah dari Mahkota II ke Samarinda Seberang, yang kemarin sempat terbuka aksesnya," tambahnya. 

Sebagai antisipasi jangka pendek agar tidak terjadi longsor lagi tanah yang ada di sisi lereng tebing, pihaknya pun telah mengusulkan adanya pemasangan pancang galam di sepanjang sisi jalan yang bersebelahan dengan material tanah. 

"Kan saat ini masih ada tanah yang jatuh dari lereng gunung di samping itu masih belum habis (dibersihkan), kalau hujan terus menerus seperti saat ini bisa turun lagi tanahnya. Mungkin untuk jangka pendeknya saya telah mengusulkan pancang galam untuk menahan tanah, sambil menunggu pengerjaan fisiknya," ungkapnya. 

Untuk saat ini, biaya operasional pengerjaan pengerukan tanah masih menggunakan dana dari perawatan jalan. "Untuk rencana pembangunan fisik tembok tebing mungkin menggunakan dana APBD Perubahan 2020 atau di APBD 2021 nanti," pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya