Kutai Timur

mahyunadi  lulu-kinsu  mahyunadi-kinsu  pilkada-kutim  makin-maju-program-mahyunadi-kinsu  pilbub-kutim  berita-kutim 

Ciptakan Kemandirian Ekonomi di Kutim, Begini Strategi Mahyunadi-Kinsu



Mahyunadi-Kinsu hadir untuk perubahan Kutim makin maju.
Mahyunadi-Kinsu hadir untuk perubahan Kutim makin maju.

SELASAR.CO, Sangatta – Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Mahyunadi dan Lulu Kinsu punya segudang pengalaman. Kendati demikian, keduanya memiliki latar belakang berbeda yang jika dikombinasikan, dinilai mampu membawa Kutim makin maju.

Mahyunadi berlatar belakang politisi bersih yang tiga periode menjabat sebagai wakil rakyat di DPRD Kutim, dan sempat duduk menjadi anggota DPRD Kaltim. Sementara Kinsu adalah cerminan pengusaha muda sukses yang mampu membuka lapangan kerja bagi ribuan masyarakat Kutim.

Dengan kolaborasi tersebut, calon pemimpin di Kutim itu berkomitmen menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat dengan mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM), koperasi, agribisnis, dan agroindustri. Berbagai program pun telah disiapkan oleh pasangan yang hadir untuk perubahan tersebut.

Mahyunadi-Kinsu menyiapkan program kemudahan kredit modal usaha UMKM dan pengembangan koperasi bagi masyarakat Kutim. Program itu disiapkan untuk menciptakan wirausaha baru guna menekan angka kemiskinan di Kutim.

Sebagai kabupaten kaya, jumlah penduduk miskin di Kutim tahun 2109 sebesar 35.310 jiwa atau meningkat dari tahun sebelumnya. Salah satu alasan meningkatnya kemiskinan adalah UMKM dan koperasi belum berkembang dengan baik.

“Mahyunadi-Kinsu akan memberikan kredit modal usaha bagi UMKM dan pengembangan koperasi. Sehingga masyarakat dapat terlepas dari kemiskinan. InsyaAllah ke depan Kutim akan melahirkan banyak pengusaha yang sukses mengembangkan usahanya,” kata Mahyunadi.

Program berikutnya adalah bantuan saprodi guna peningkatan hasil produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Program itu disiapkan Mahyunadi-Kinsu lantaran capaian produksi tanaman pangan, palawija, dan hortikultura belum bisa memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kutim.

Selain itu, hasil tangkapan ikan, baik perikanan laut dan air tawar, belum bisa memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Demikian juga dengan penanganan pasca-panen belum optimal.

“Oleh karena itu, Mahyunadi-Kinsu akan mensejahterakan petani dan nelayan. Baik melalui kucuran modal usaha, pelatihan, dan pemberian fasilitas penunjang lainnya. Sehingga petani dan nelayan Kutim semakin produktif, dan hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan dapat dirasakan oleh masyarakat Kutim,” tambah Kinsu.

Selain mendorong tumbuhnya wirausaha lokal, Mahyunadi-Kinsu juga memperjuangkan penyerapan tenaga kerja lokal. Penyerapan dilakukan di semua sektor, mulai dari pertambangan, minyak dan gas, kelapa sawit, dan sektor turunannya.

“Semua boleh berinvestasi di Kutim. Namun porsi pembagian tenaga kerja harus jelas. Ini yang saya tekankan, 70 persen tenaga kerja harus masyarakat Kutim, 30 persen sisanya silakan ambil dari manapun,” kata Mahyunadi lagi.

Pun demikian, Mahyunadi-Kinsu juga menyiapkan program pengembangan pariwisata dan budaya lokal. Pasalnya, pengelolaan pariwisata belum digarap maksimal. Padahal, Kutim memiliki beragam destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi.

“Berbagai infrastruktur penunjang akan dibangun. Mulai dari percepatan penyelesaian pelabuhan laut Sangatta, Bandara Sangkima, hingga pembangunan jalan yang dapat mengoneksikan semua wilayah di Kutim. Selain itu, semua kawasan wisata akan dibenahi dan ditata sebaik mungkin untuk menarik wisatawan,” tambah ketua DPRD Kutim 2014-2019 itu.

Sementara Kinsu kembali menambahkan, Mahyunadi-Kinsu juga akan mengembangkan program desa mandiri dan sejahtera. Program ini bertujuan untuk mendorong percepatan pembangunan di tingkat desa.

“Percepatan pembangunan di tingkat desa seharusnya dilakukan agar roda perekonomian masyarakat semakin meningkat, dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Kinsu kepada masyarakat.

Bukan saja tentang kemajuan daerah dipicu oleh program pembangunan, kata dia, namun juga kesejahteraan masyarakat yang dapat menstimulus banyak sektor. “Untuk memastikan hal itu kami memerlukan kerja kolosal dari segala pihak. Terutama partisipasi masyarakat,” jelasnya.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya