Kutai Kartanegara

Tanaman Porang Potensi Tanaman Porang Porang Petani di Kukar Perkumpulan Petani Porang Kaltim Prokom Kukar 

Potensi Tanaman Porang Mulai Dilirik Petani di Kukar



Bibit tanaman Porang.
Bibit tanaman Porang.

SELASAR.CO, Tenggarong - Tanaman porang mungkin cukup asing di telinga sebagian orang, khususnya di Kutai Kartanegara. Namun tanaman jenis umbi-umbian ini tengah populer di Pulau Jawa, Sumatera, dan saat ini mulai menjamur di Kalimantan.

Hal itu disebabkan komoditi tanaman ini, memiliki nilai ekonomis yang cukup menggiurkan bagi para petani. Bahkan jika dikelola dengan baik, tanaman yang bernama latin amorphophallus muelleri tersebut bisa menghasilkan keuntungan dan dapat mensejahterakan petani.

"Enggak salah juga kalau memang artinya komoditi itu bisa menguntungkan dan mensejahterakan petani," ujar Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Syahrani.

Komoditi itu pun tumbuh subur di tanah Kalimantan dan bisa ditanam secara tumpang sari. Misalnya, ditanam di antara perkebunan sawit dan juga di lahan kebun karet, atau di antara tanaman-tanaman lainnya. Disamping itu, buah yang letaknya berada di ujung batang atau disebut petani katak juga bisa dijadikan sebagai bibit, sehingga petani tidak perlu membeli bibit lagi setelah memanen.

Dalam satu hektare lahan, petani bisa memanen 8 hingga 10 ton porang, dan untuk masa panenya dibutuhkan waktu enam hingga tujuh bulan. "Jadi kita sudah mulai juga menanam porang," kata Syahrani.

Ketua Umum Perkumpulan Petani Porang Kaltim (P3KT), Khairil Anwar Efendi menyebutkan, pembudidayaan komoditas umbi-umbian ini pun semakin bertambah di Kaltim. Karena tanaman tersebut mempunyai nilai ekonomi yang menjanjikan bagi petani.
Biasanya para pengepul membeli porang dari petani dengan harga Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kilogramnya.
"Cukup bagus untuk harga saat ini," tuturnya.

Dirinya juga menjelaskan, bahwa saat ini pembudidaya porang di Kaltim telah tersebar di beberapa daerah. Diantaranya, di Kabupaten Kukar, PPU dan Paser. Pihaknya juga tengah gencar mensosialisasikan tanaman umbi-umbian ini kepada para petani. Hal itu diharapkan, agar para petani nantinya mau membudidayakan tanaman porang tersebut.

Ia menjelaskan saat ini sudah ada sekitar 200 hektare lahan tanaman porang di Kaltim. Ia pun menargetkan pada tahun 2022 nanti, Kaltim bisa memiliki lahan pertanian porang seluas 2.000 hektare. Sehingga bisa memenuhi permintaan pasar internasional yang sangat besar, seperti Cina, Vietnam dan Malaysia. Maka dari itu, ia mengharuskan ada perkembangan pertanian porang di Benua Etam.
"Agar berdampak meningkatkan perekonomian Kaltim," kata Khairil.

Kemudian salah seorang pengepul porang, Aditya Karisma Algani mengakui, bahwa saat ini sedikit demi sedikit, banyak petani yang mulai tertarik untuk membudidayakan tanaman porang. Dari data yang ia peroleh saat ini sudah ada 200 petani porang yang tersebar di Kaltim dan Kalsel. Aditya dan rekannya pun telah memiliki pabrik pengolahan porang. Pabrik tersebut berada di tiga lokasi berbeda, yakni Balikpapan, Balangan dan Banjarbaru.
"Kapasitas masing-masing pabrik mengolah dua ton per minggunya," ucap Aditya.

Di dalam pabrik, porang yang berbentuk bulat melonjong itu otomatis akan teriris menjadi beberapa bagian. Kemudian irisan porang tersebut dijemur. Selanjutnya porang yang sudah mengering bisa dijual dengan harga yang lebih mahal, lalu di ekspor ke luar negeri.
"Jika sudah dikeringkan, harga porang Rp 60.000 per kilonya. Harga porang itu fluktuasi, kalau dijual satu ton harganya sampai Rp 60 juta," tutupnya.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya