Ekobis

GNPIP 2024 GNPIP Kalimantan GNPIP Kaltim BI Kaltim Pemprov Kaltim 

GNPIP 2024: Sinergi dan Inovasi untuk Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan di Kalimantan



SELASAR.CO, Samarinda - Menghadapi tantangan inflasi yang meningkat, Indonesia melalui Gerakan Nasional Penguatan Inflasi Pangan (GNPIP) tahun 2024, hari ini Rabu (27/3/2024) meluncurkan 7 Program Unggulan di Samarinda. Program ini bertujuan untuk memperkuat pasokan dan efisiensi rantai pasok pangan domestik di tengah produksi yang terbatas dan harga pangan global yang meningkat.

Tujuh Program Unggulan GNPIP 2024:
1. Penguatan ketahanan komoditas pangan strategis.
2. Penguatan kapasitas budidaya pangan mandiri.
3. Optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD).
4. Dukungan fasilitasi distribusi pangan.
5. Penguatan digitalisasi dan data pangan.
6. Dukungan optimalisasi operasi pasar, pasar murah, SPHP, dan GPM.
7. Penguatan koordinasi dan komunikasi.

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan launching dan penandatanganan program unggulan GNPIP wilayah Kalimantan pada 2024 yaitu penandatanganan komitmen bersama Pemerintah Provinsi se Kalimantan d/r Optimalisasi Sinergi Penguatan Rantai Pasok, (ii) perluasan Toko Penyeimbang inflasi di seluruh kota IHK Kalimantan Timur, (iii) Launching Ulama Peduli Inflasi sebagai upaya pengendalian ekspektasi masyarakat di momen Ramadhan dan Idul Fitri, (iv) perluasan Kerjasama Antar Daerah guna memastikan pasokan; (v) pemberian Bantuan Alsintan dan Digital Farming kepada kelompok tani se Kalimantan guna meningkatkan produksi; dan (vi) pembiayaan sektor ketahanan pangan senilai Rp2,9 Miliar untuk 16 Debitur.

Pada kegiatan ini juga dilakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono, menekankan pentingnya upaya ekstra dalam mengawal inflasi pangan, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Beliau mengidentifikasi beberapa tantangan yang perlu diantisipasi, termasuk kondisi curah hujan yang tinggi, fluktuasi produksi, dan pemenuhan komoditas pangan impor.

Di Kalimantan, khususnya, dengan pembangunan proyek strategis nasional seperti Ibu Kota Nusantara (IKN), penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok menjadi sangat krusial. Sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) melalui GNPIP di berbagai daerah diperlukan untuk memastikan stabilitas harga dan ketahanan pangan.

“Program GNPIP tahun 2024 diperkuat dengan mengusung 7 (tujuh) program dan 12 sub program, dengan fokus komoditas yaitu beras, aneka cabai, dan bawang merah, serta komoditas lainnya yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi di masing-masing wilayah,” ujar Doni P. Joewono.

Sementara itu disampaikan Ferry Irawan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, menyampaikan bahwa tantangan ketersediaan pasokan adalah tantangan yang bersifat antar wilayah dan antar waktu. Beliau menambahkan bahwa meskipun inflasi terkendali, inflasi pangan, khususnya beras, terus dipantau.

Sejumlah kebijakan yang dilakukan untuk meredam kenaikan harga beras antara lain menjaga stok cadangan dan mempercepat penyaluran SPHP di pasar tradisional, pengalihan CBP ke komersil untuk mengendalikan harga beras premium, penyaluran bantuan pangan beras kepada 22 jt KPM dan penetapan relaksasi harga eceran tertinggi.

“Di sisi lain, kebijakan ini perlu didukung dengan peningkatan produksi pertanian melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi, pemerataan akses dan informasi, pelatihan dan pendampingan SDM yang terlatih dan pembiayaan,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut, PJ Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, juga menekankan pentingnya pengendalian inflasi melalui Gerakan Pangan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan. Beliau juga menyoroti beberapa inovasi oleh TPID Provinsi Kalimantan Timur, termasuk pembentukan “Kios SIGAP” dan pemantauan harga melalui Early Warning System.

“GNPIP dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kemandirian dan kedaulatan pangan,” sebutnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya