Kutai Timur
SPAM Desa Haloq Penyediaan Air Minum Mubadzir SPAM terancam Mubadzir SPAM Kutai Timur terendam Banjir 
Dibangun di Lokasi Rawan Banjir, SPAM Rp13 Miliar di Telen Terancam Mubazir

SELASAR.CO, Sangatta – Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) senilai Rp13 miliar di Desa Marah Haloq, Kecamatan Telen, Kutai Timur (Kutim), dikhawatirkan tidak dapat berfungsi secara maksimal. Proyek yang belum rampung ini terendam banjir karena dibangun di lokasi rawan genangan.
Ketua Komisi C DPRD Kutim, Ardiansyah, sangat menyayangkan penempatan lokasi proyek yang lebih rendah dari permukaan sungai. Ia menilai perencanaan teknis oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kutim perlu dievaluasi total karena abai terhadap potensi bencana alam.
"Sungai lebih tinggi dari lokasi proyek. Sekalipun ditanggul tinggi, tetap tidak akan berhasil," tegas Ardiansyah kepada sejumlah awak media, belum lama ini.
Karena itu, DPRD berencana meninjau langsung lokasi dan menuntut evaluasi menyeluruh sebelum proyek dilanjutkan.
Tujuannya adalah agar proyek ini tidak sia-sia dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami minta dievaluasi dulu sebelum dilanjutkan. Jangan sampai proyek ini dibangun tapi mubazir," ujarnya.
Senada dengan Ardiansyah, Anggota DPRD Kutim asal fraksi PKS, Aidil, mengatakan bahwa sejak awal dirinya sudah mengingatkan agar proyek tidak dibangun di lokasi rendah yang rawan banjir. Bahkan, ia telah memberikan beberapa opsi lokasi alternatif kepada Kepala Desa Marah Haloq dan juga dan aparat desa, Sekdes, dan Kasi Pemerintahan Desa Marah Haloq.
“Saya pernah tawarkan lokasinya di Kilometer 3 atau di sekitar jembatan baru penghubung Desa Marah Haloq dengan Desa Long Melah. Kalau dibangun di sana, bisa mengakomodasi dua desa sekaligus tanpa harus membangun dua instalasi PDAM. Lokasinya juga tinggi, sekitar 40 meter dari permukiman, aman dari banjir,” jelasnya.
Menurut Aidil, kondisi lokasi saat ini sangat berisiko karena posisi lahan lebih rendah dari permukiman warga.
“Kalau banjir, pasti tenggelam. Padahal ini sudah saya ingatkan sebelum pembangunan dimulai,” tambah Aidil.
Sementara itu, Staf Cipta Karya PUPR Kutim, Leli mengakui bahwa proyek SPAM ini belum selesai. Ia menjelaskan bahwa bagian penting, yaitu drainase untuk pembuangan air, memang belum dikerjakan.
"Memang ini belum selesai dan kami langsung menganalisis kembali setelah kejadian ini. Pengerjaan drainase untuk air keluar memang belum ada," jelasnya.
Menurut Leli, kajian teknis sebelumnya sudah dilakukan. Namun, banjir yang terjadi belakangan ini menyebabkan air masuk ke area proyek, menghambat pembangunan.
"Jika ada kajian untuk memperbaiki kondisi ini, berarti harus dianggarkan kembali untuk perbaikannya. Anggaran untuk kelanjutan pekerjaan juga belum cair," tambahnya.
Proyek SPAM yang didanai dari anggaran perubahan 2024 ini menjadi sorotan karena berisiko gagal fungsi jika tidak ada pembenahan segera terhadap lokasi dan sistem pengelolaan airnya.
Penulis: Bonar
Editor: Awan