Ekobis

bankaltimtara 

Laba Bersih Bankaltimtara Rp 442,223 Miliar, Asetnya Rp 29,65 Triliun



Baharuddin Rivai saat bertemu dengan awak media
Baharuddin Rivai saat bertemu dengan awak media

SELASAR.CO, Samarinda – PT BPD Kaltim Kaltara atau Bankaltimtara mencatatkan laba kotor tahun 2018 sebesar Rp 595.276 miliar. Setelah dikurangi pajak dan kewajiban lainnya, laba bersih tercatat sebesar Rp 442,223 miliar.

Baharuddin Rivai, Pemimpin Sekretariat Perusahaan Bankaltimtara mengatakan, sepanjang 2018 perusahaan telah menerapkan kebijakan strategis untuk mengubah tantangan menjadi peluang pertumbuhan. Salah satunya melanjutkan strategi pembukaan jaringan kantor.

“Kami membuka jaringan kantor baru secara selektif untuk meningkatkan layanan dan dana pihak ketiga (DPK) sehingga mampu mempertahankan kinerja positif perusahaan,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, pembukaan jaringan kantor baru secara selektif yang dilakukan perusahaan, juga untuk pengelolaan bauran margin, pengelolaan bauran produk dan pengendalian tingkat perputaran persediaan. Juga, untuk memperbanyak layanan payment point, perbaikan proses bisnis, dan optimalisasi hal yang bersifat mendasar.

Berdasarkan data kinerja per 31 Desember 2018, jumlah aset yang berhasil dibukukan oleh Bankaltimtara mencapai Rp 25,26 triliun atau lebih tinggi sebesar Rp 2,63 triliun dari yang direalisasikan pada akhir tahun 2017 yaitu sebesar Rp 22,63 triliun.

Dengan realisasi aset sebesar Rp 25,26 triliun ini, Bankaltimtara memiliki pangsa aset 21,7 persen dari aset bank umum di Kaltim dan Kaltara yang saat ini berjumlah 46 bank. Hingga semester pertama tahun 2019 ini, berdasarkan data kinerja per 30 Juni 2019, jumlah aset yang berhasil dibukukan oleh Bankaltimtara mencapai Rp 29,65 triliun atau meningkat sebesar Rp 4,39 triliun dari yang direalisasikan pada akhir tahun 2018. Dengan kredit yang disalurkan sebesar Rp 14,47 triliun.

Baharuddin Rivai mengakui sebagian besar komponen atau pembentuk total aset tersebut berasal dari simpanan masyarakat yang berhasil dihimpun oleh Bankaltimtara atau Dana Pihak Ketiga (DPK), mencapai angka Rp 23,37 triliun. Baharuddin Rivai menambahkan, peningkatan DPK swasta tersebut merupakan dampak dari masifnya pembukaan jaringan kantor Bankaltimtara di kecamatan yang ada di wilayah pedalaman dan perbatasan Kaltim dan Kaltara.

"Peran Bankaltimtara sebagai agen pembangunan dengan memberikan jasa layanan perbankan kepada masyarakat ternyata mampu meningkatkan dana masyarakat yang besar yang selama ini belum masuk ke perbankan dikarenakan alasan akses dan infrastruktur," tuturnya.

Terhitung sejak akhir tahun 2018 hingga Juli 2019, Bankaltimtara total membuka 10 kantor layanan baru, atau dari 276 kantor layanan menjadi 286 Kantor layanan.

Selanjutnya mengenai rencana pemerintah melakukan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim membuat banyak tantangan dan peluang baru. Baharuddin Rivai mengatakan, Bankaltimtara harus bersiap jangan sampai kalah saing dengan perbankan lainnya yang sebentar lagi kantor pusatnya akan pindah ke Kaltim. Persiapan yang dilakukan Bankaltimtara untuk menyambut peluang besar tersebut yakni:

1. Melakukan transformasi bisnis dan inovasi seperti halnya pengembangan produk dan jasa/layanan Bank serta optimalisasi berbasis Teknologi Informasi.

2. Mempersiapkan Human Capital dan Information Technology yang handal dan berbasiskan risiko.

3. Memaksimalkan peran dan fungsi jaringan kantor yang telah ada untuk mendukung beragam strategi Bank agar lebih optimal.

4. Peningkatan aktivitas bank berbasiskan teknologi agar mampu bersaing dengan perbankan nasional lainnya terutama dengan adanya pemindahan Ibu Kota Negara ke Provinsi Kalimantan Timur yang menjadikan persaingan semakin berat. Digital Banking dapat menjadi solusi nyata bagi Bank agar dapat bersaing dan menjadi Regional Champion di Wilayah Kaltim dan Kaltara.

5. Optimalisasi pada bidang Layanan Publik Daerah dengan Sistem Pelayanan Daerah yang efektif dan efisien.

6. Menyelaraskan aktivitas bisnis Bank dengan program-pogram pembangunan yang menjadi prioritas setiap Pemerintah Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara baik Korporasi maupun pengembangan UMKM serta sektor ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan.

7. Mengkaji dan memetakan potensi bisnis dengan memperhatikan segmentasi, target dan posisi Bank terhadap momentum pemindahan Ibu Kota Negara ke Provinsi Kalimantan Timur (Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara) yang akan dimulai tahun 2020.

8. Ekspansi pinjaman.

 

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Er Riyadi

Berita Lainnya