Ragam

penutup drainase samarendah taman samarendah 

Penutup Drainase di Taman Samarendah Rusak, Jadi "Ranjau" bagi Pengendara



Kerusakan Penutup Derainase di Taman Samarendah
Kerusakan Penutup Derainase di Taman Samarendah

SELASAR.CO, Samarinda – Perbaikan jalan di kawasan Taman Samarendah sudah beberapa kali dilakukan oleh Pemkot Samarinda, karena jalan yang tidak rata. Perbaikan besar yang terakhir dilakukan pemkot yaitu pada tahun 2018, dengan mengganti paving block yang bergelombang.


Biaya tidak sedikit dikucurkan dalam perbaikan tersebut, tak kurang Rp 100 juta yang bersumber dari APBD perubahan 2018 dianggarkan untuk kegiatan tersebut. Meski begitu, perbaikan tidak bertahan lama. Dari pantauan Selasar di lokasi, sejumlah titik jalan tersebut kembali bergelombang.


Belum selesai masalah jalan bergelombang taman yang berdiri di atas lahan 2,3 hektare ini, muncul lagi masalah. Bagian penutup drainase taman mengalami kerusakan. Titik penutup drainase yang terpantau rusak mulai dari depan Kantor Dinas Kesehatan Samarinda hingga arah simpang menuju Jalan Bhayangkara.


Hal ini tentunya membahayakan pengendara roda dua. Seumpama ranjau. Jika tidak berhati-hati, pengendara dapat dengan mudah terperosok ke dalam lubang. Selain itu, genangan air bercampur lumpur yang melapisi jalan turut memperparah kondisi tersebut.


Dikonfirmasi terkait hal ini, Deni Alfian, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda mengatakan, akan melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang dimaksud. Meski begitu, perbaikan tidak dapat langsung dilakukan. Tim teknisnya terlebih dahulu meninjau lokasi untuk melihat dan memperkirakan dana yang diperlukan untuk memperbaiki jalan di Taman Samarendah. "Dalam satu bulan ini lah kami kerjakan," ujarnya.


Ditanya berapa jumlah anggaran yang telah disiapkan dinas PUPR untuk melakukan perbaikan tersebut, Deni mengaku belum tahu pasti. Pasalnya, anggaran perawatan jalan teranggarkan untuk seluruh jalan Samarinda, dan bukan per segmen jalan.


Penggunaan paving block memang cukup berisiko jika dilakukan di permukaan tanah yang tidak stabil. Ditanya terkait alasan memilih media tersebut dirinya mengaku keputusan desain awal pembuatan berada di Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Samarinda. Sehingga jika memang perlu perubahan konstruksi jalan menjadi aspal, perlu menunggu izin dari wali kota.


Deni menyarankan kepada warga yang melihat adanya kerusakan jalan, dapat melaporkan dan memasukkan saran ke dinasnya. Sehingga pihaknya dapat memilih jalan mana yang harus segera diperbaiki.

 

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Er Riyadi

Berita Lainnya