Kutai Timur

Harganas ke-30 di Kutim Harganas di Kutim Pencegahan Stunting BKKBN Kaltim DPPKB Kutim 

Harganas ke-30 di Kutim, Utamakan Pencegahan Stunting Menuju Indonesia Emas 2045



SELASAR.CO, Sangatta - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) memperingati Hari Keluarga Nasional ke-30 dengan mengusung tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim, Selasa(10/10/2023).

Kegiatan dihadiri langsung oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman bersama Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto, Plh Kepala DPPKB Kutim Ronny Bonar, Ketua TP PKK Kutim Siti Robiah Ardiansyah hingga perwakilan instansi terkait.

Dalam peringatan Harganas ke-30 ini turut diserahkan piagam penghargaan secara simbolis lomba tingkat nasional provinsi dan kabupaten oleh Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto ke Kelompok Bina Keluarga Balita (KBKB) Kit, BKB Bina Keluarga Sehat Kecamatan Sangatta Utara dan BKB Tulip Kecamatan Sangattta Selatan.

Selanjutnya penyerahan ATG (Alat Tepat Guna) untuk DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting), penyerahan bantuan dari IPeKB senilai Rp 4,7 juta dalam bentuk paket protein dari DPC IPeKB Kutim bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Pertenakan diserahkan oleh Plh Kepala DPPKBP Kutim Ronny Bonar.

Kemudian, penyerahan penghargaan PIK Remaja Percontohan Segmentasi Beraksi dan Fasilitas Kesehatan Pada KB Serentak Sejuta Akseptor oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman.
Dilanjutkan, penyerahan Bantuan BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) oleh PT PAMA Persada Nusantara Site Sangatta kepada IpeKB Kuim senilai Rp 10 Juta untuk pencegahan stunting dari hulu bagi remaja putri ke Plh Kepala DPPKB Kutim.

Pada kesempatan Harganas ke-30, Ph Kepala DPPKB Kutim Ronny Bonar mengatakan kegiatan ini sangat penting. Negara mengapresiasi terhadap peran penting keluarga dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.

"Pada tahun ini mengangkat tema Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju yang diberikan Bapak Presiden kepada Kepala BKKBN pusat sebagai ketua pelaksana penurunan percepatan stunting," bebernya.

Dimana target untuk mengentaskan kondisi stunting yang ada di Kabupaten Kutim.

"Serius dan kerja keras dari seluruh pihak, salah satunya adalah melalui kolaborasi di semua sektor sejak dari intervensi hulu dan Ilir," tegasnya.

Ia mengatakan ada 8 aksi yang harus dilaksanakan untuk mencegah stunting salah satunya yakni peran desa.

Senada, Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto mengatakan salah satu mengatasi masalah stunting yakni melalu keluarga. Ia mengatakan PKB/PLKB untuk memaksimalkan dalam memanfaatkan media yang ada dalam mensosialisasikan delapan fungsi keluarga.

"Mulailah dari keluarga. Bagaimana keluarga bisa Samawa. Mulailah dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Ketika usia perkawinan pertama seorang wanita di bawah 21 tahun, organ dalamnya masih dalam masa pertumbuhan. Ketika masih dalam pertumbuhan kemudian wanita hamil. Yang terjadi, nutrisi untuk pertumbuhan janinnya itu akan berebut dengan ibunya. Ketika itu terjadi, itulah yang menyebabkan stunting" kata Sunarto menjelaskan agar perkawinan di usia dini dihindari.

Ia mengajak untuk mempersiapkan usia perkawinan sejak dini dan kalau sudah siap secara fisik baru melakukan perkawinan. Kalau sudah menikah pun kemudian hamil harus diperhatikan betul dengan mengunakan aplikasi Elvin Mil elektronik.

"Mari kita mulai dari mempersiapkan remaja putri siap secara fisik 21 tahun. Kemudian ketika dinyatakan sehat dengan cara menggunakan aplikasi Elvin Mil elektronik. Baru siap melakukan perkawinan," tambahnya.

Sunarto juga menjelaskan perkawinan, hamil, jarak antara kehamilan sampai kepada pola pengasuhan yang baik.

"Maka mulai hari ini saya mengajak kita semua kepada Ibu sekalian mari kita kelola keluarga kita, rumah tangga kita. Mari kita kembali membangun keluarga," ajaknya.

Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah mengatakan kita harus berkolaborasi untuk mencegah stunting. Dan beban itu tidak hanya diberikan pada satu lembaga saja. Tetapi kepada semua pihak untuk mencapai tahun emas di 2045.

"Kita sepakat 2045 sebagai tahun emas Indonesia. Bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki sumber daya manusia yang andal pada tahun 2045. Bapak ibu saudara sekalian tadi dalam paparan beliau saya hanya menggarisbawahi. Betapa pentingnya kolaborasi ini dalam rangka kita untuk mencegah lebih awal dan mudah-mudahan pencegahan ini berhasil. Bapak Ibu sekalian yang telah berperan aktif di dalam penurunan stunting ini di dalam program Keluarga Berencana, yang mana tadi kita lihat banyak sekali penghargaan yang diberikan. Saya berharap penghargaan itu linier dengan hasil capaian di lapangan terhadap pekerjaan," singkat Ardiansyah.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya