Utama
tugu pesut samarinda tugu simpang lembuswana simpang lembuswana samarinda tugu samarinda desainer tugu pesut samarinda pesan dibalik desain tugu pesut Arti Tugu Pesut di Samarinda 
Tugu Pesut Kembali Menyala Usai Dicat Ulang, PUPR: Tanggung Jawab Pelaksana
![](https://selasar.co/assets/images/news/2025/02/tugu-pesut-kembali-menyala-usai-dicat-ulang-pupr-tanggung-jawab-pelaksana-67b05b5b47bf0.jpg)
SELASAR.CO, Samarinda – Tugu Pesut Mahakam, ikon baru di Samarinda, telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Namun, baru dua bulan berdiri, tugu ini sudah memerlukan perawatan. Bahan daur ulang yang digunakan dalam konstruksi tugu telah memudar, sehingga pelaksana proyek harus melakukan pengecatan ulang.
Dari penjelasan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda, Uwim Mursalim, kegiatan pengecatan ulang tersebut dilakukan oleh pihak pelaksana proyek karena masih masuk dalam masa pemeliharaan.
“Semua biaya yang timbul dalam masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab pelaksana,” jawabnya.
Pemeliharaan ini dilakukan selama 180 hari sesuai kontrak kerja. Dalam periode ini, pelaksana wajib menjaga kualitas proyek hingga serah terima pekerjaan kedua dilakukan.
Berita Terkait
“Selama masih dalam masa garansi, pemeliharaan tetap menjadi kewajiban pelaksana,” jelasnya.
Uwim bilang, pelaksana proyek mengklaim telah menggunakan cat khusus yang diklaim mampu bertahan hingga lima tahun. Meski demikian, evaluasi tetap dilakukan untuk memastikan kualitasnya. “Kami akan terus memantau dan mengevaluasi kondisi tugu agar tetap sesuai standar,” tegasnya.
Sebagai informasi, tugu Pesut Mahakam yang kini berdiri di simpang Mall Lembuswana Samarinda ini sempat menjadi sorotan masyarakat. Selain karena bentuknya yang unik, biaya pembangunan monumen yang memakan anggaran Rp 1,1 miliar dari APBD 2024 lalu itu dianggap terlalu mahal. Meski begitu pihak desainer dan kontraktor pelaksana juga sempat memberikan penjelasannya soal banyaknya faktor yang membuat biaya anggaran besar, di antaranya adalah bahan baku, bentuk monumen, proses pemasangan tugu, dan masih banyak faktor lainnya.
Pada tahap awal pembangunan, tugu lama dibongkar dan pondasi baru dibuat, mengingat beban totalnya yang mencapai lebih dari 3 ton. Pondasi yang kuat menjadi keharusan. Dari segi material, konstruksi utama menggunakan pipa baja 4 inci schedule 40 berkualitas tinggi, serta kawat las setara dengan yang digunakan dalam pengelasan kapal, berukuran 52 LB.
Proyek ini juga memanfaatkan material daur ulang berupa bahan HDPE seberat sekitar 330 kg dengan warna merah fuchsia. Jika dikonversi, jumlah ini setara dengan 16.500 botol plastik air mineral atau 165.000 sedotan! Proyek ini dibangun di bawah pengawasan Phoenix Ecotech, perusahaan yang berbasis di Bali.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan