Kutai Kartanegara

pelaku usaha Industri Kecil Menengah IKM Disperindag Kukar jamu Instan bubuk Diskominfo Kukar 

Pelaku IKM di Muara Jawa Olah Jamu Instan, yang Dipasarkan ke Pulau Jawa Hingga Papua



Laeli Fajarwati kini telah sukses kembangkan olahan jamu Instan bubuk dengan berbagai khasiat.
Laeli Fajarwati kini telah sukses kembangkan olahan jamu Instan bubuk dengan berbagai khasiat.

SELASAR.CO, Kutai Kartanegara – Seorang pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, asal Kecamatan Muara Jawa bernama Laeli Fajarwati kini telah sukses kembangkan olahan jamu Instan bubuk dengan berbagai khasiat.

Jamu tersebut dinamakan Yomija yang merupakan singkatan dari ayo minum jamu kita. Alasan laeli memberi nama tersebut, itu berupa panggilan untuk masyarakat untuk mencintai budaya Indonesia dengan cara minum jamu yang memang khas dari Indonesia.

"Jadi kita ajak masyarakat untuk mencintai budaya kita, indonesiakan minuman herbal, biar gak hilang lah budaya indonesia, itu juga kan khas indonesia, jadi saya kasih nama Yomija," katanya.

Laeli memulai usahanya sejak tahun 2017 lalu, awal nya ia mengaku hanya memproduksi jamu cair dengan kemasan jamu berbotol plastic. selama berjalannya waktu, ia mengikuti event-event pameran di sejumlah daerah, kemudian banyak mendapat permintaan, setelah itu ia berinisiatif mengolah jamu dengan memproduksi jamu instan bubuk.

"Awalnya iseng-iseng bikin jamu kunyit asam sirih, lama-lama banyak permintaan bikin jamu beras kencur, wedang jahe, pahitan. Dari situ ikut pameran, akhirnya dapat saran dari teman untuk memproduksi jamu instan," jelasnya.

Laeli mengaku sementara ini Ia memproduksi jamu kunyit original, kunyit asam instan, kunyit asam sirih instan, jahe merah instan, temulawak instan, beras kencur instan dan kunyit putih instan.

"Semua sih ada khasiatnya, misalkan kunyit asam itu bisa ngelancarin haid, terus kalau ibu menyusui itu bikin air susu deras, beras kencur itu juga bisa menambah nafsu makan anak-anak, terus jahe merah misalkan kita masuk angin terus badan capek-capek, bisa juga untuk orang batuk-batuk biar tenggorokan lega minum jahe merah," kata Laeli.

Sementara ini untuk memenuhi kebutuhan  dari permintaan konsumen, setiap harinya Laeli memproduksi 6 kilo jamu instan, dengan dibantu 2 orang karyawan. Hingga saat ini Laeli sudah memasarkan jamu olahannya di sejumlah Kecamatan di Kukar, dan sejumlah kabupaten/kota di Kaltim, bahkan hingga pulau Jawa dan Papua.

"Kita kadang kirim ada yang minta permintaan di Jawa dan ada juga dari Papua, sekarang sudah meningkat sih, dari penghasilan itu kami bisa dapat jutaan rupiah perbulannya. Kami jual mulai dari harga Rp 15 ribu hingga Rp 40 ribu, beda bahan beda harga," tutupnya.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya