Utama

PPATK BI Kaltim Resiko Pinjol  Resiko Judol Bank Indonesia 

Pelajar Makin Rentan Terpapar Pinjol dan Judi Online, BI Kaltim Keluarkan Modul Tangkis Risiko



SELASAR.CO, Samarinda - Maraknya kasus pelajar yang terjerat pinjaman online, judi online, hingga penipuan berbasis teknologi kembali menjadi perhatian publik. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap bahwa anak muda berusia di bawah 24 tahun kini semakin rentan terhadap risiko keuangan digital.

Melihat kondisi ini, Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur mengambil langkah konkret dengan meluncurkan tiga modul buku ajar untuk siswa SMA dan SMK. Modul tersebut berjudul Cinta, Bangga, Paham Rupiah, Kebanksentralan dan Digitalisasi Sistem Pembayaran.

“Buku ajar ini kami tujukan untuk siswa SMA dan SMK di Kalimantan Timur sebagai inovasi untuk meningkatkan literasi keuangan,” jelas Budi Widihartanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, saat peluncuran, Jum’at (16/8/2025).

Peluncuran modul merupakan hasil kerja sama antara BI Kaltim, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, serta Balai Guru dan Tenaga Kependidikan dari berbagai daerah. Proses penyusunan dilakukan selama delapan bulan, melalui diskusi intensif bersama para guru dan pemangku kepentingan pendidikan.

“Alhamdulillah hari ini modul ajar ini resmi diluncurkan,” ujar Budi.

Secara teknis, ketiga modul dirancang agar mudah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seperti IPS, Ekonomi, Akuntansi, dan Perbankan. Meski digunakan di dua jenjang berbeda, yaitu SMA dan SMK, modul ini memiliki materi umum yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.

“Kami sesuaikan submaterinya berdasarkan masukan dari para guru. SMA dan SMK pada dasarnya menggunakan modul yang sama,” tambah Budi.

Program ini ditujukan untuk seluruh SMA dan SMK di Kalimantan Timur. Penyebaran modul akan dilakukan dengan dukungan surat edaran dari Dinas Pendidikan kepada satuan pendidikan di seluruh wilayah.

“Dengan dukungan dari Disdikbud, kami berharap modul ini digunakan secara luas dan efektif,” tegasnya.

Bank Indonesia menyadari urgensi penguatan literasi keuangan di kalangan pelajar, terlebih setelah laporan PPATK menunjukkan tingginya keterpaparan anak muda terhadap risiko finansial digital.

“Pinjaman daring, judi online, penipuan digital semua ini sudah menyasar usia sekolah. Kami melibatkan guru agar materi ini bisa sampai ke siswa dengan lebih baik,” tutur Budi.

Tak hanya sebagai materi teori, modul-modul ini juga dirancang untuk membantu siswa mengenali potensi risiko, memahami cara mitigasi, dan lebih berhati-hati dalam bertransaksi secara digital.

“Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memperkuat perlindungan kepada masyarakat, dimulai dari bangku sekolah,” ujar Budi.

Ke depannya, BI Kaltim berencana memperluas cakupan edukasi ini ke jenjang SMP. Selain itu, literasi keuangan akan terus diberikan secara lintas jenjang, mulai dari PAUD, TK, SD, hingga masyarakat umum, baik melalui kunjungan ke kantor BI maupun program-program edukatif di sekolah.

“Peran tenaga pendidik sangat penting. Mereka adalah garda terdepan dalam membentuk pemahaman keuangan siswa,” pungkas Budi.

Penulis: Boy
Editor: Awan

Berita Lainnya