Ragam

Pemilu Ditunda Pemilu 2024 Pemindahan IKN IKN Nusantara Irwan CEO Narasi Institute  Achmad Nur Hidayat 

Layakkah Pemilu Ditunda karena IKN? Irwan: Tak Layak, Itu Khayalan



Ilustrasi.
Ilustrasi.

SELASAR.CO, Samarinda - Isu penundaan Pemilu 2024 mendatang disebut berkaitan dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dugaan keterkaitan dua isu itu disampaikan oleh CEO Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat. Dirinya menduga wacana penundaan Pemilu 2024 sebagai upaya memastikan proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Dugaan itu muncul karena berdasarkan kajian sejumlah organisasi masyarakat sipil, banyak elit politik dan pengusaha yang berinvestasi di sana.

Achmad menyatakan wacana penundaan pemilu muncul setelah Presiden bersama DPR RI sepakat memindahkan ibu kota. Namun, kata dia, proses pembangunan dipahami akan memakan waktu lebih lama dari masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Publik mengetahui pembangunan tersebut membutuhkan waktu setidaknya empat tahun padahal masa pemerintahan tersisa hanya dua tahun," kata dia melalui keterangan tertulis, Rabu, 9 Maret 2022.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Irwan, menyatakan, jika ditanya layakkah Pemilu ditunda dengan alasan pemindahan IKN, maka jawabannya tegas dan final, yakni tidak layak. “Bukan saja tidak layak, tapi itu adalah khayalan setinggi-tingginya,” ujar Irwan, pada hari ini, Jumat (18/3/2022).

Disampaikan Irwan, bahwa tujuan pelaksanaan Pemilu dan pembangunan IKN adalah dua sisi yang berbeda. Sehingga keduanya tidak berhubungan sama sekali. Sehingga dirinya meminta agar jangan sampai terjadi pembunuhan terhadap Demokrasi dengan isu IKN, karena tidak sebanding dengan kerusakan yang akan ditimbulkan ke depan.

“Kekuasaan memang membuka keinginan tindakan yang lebih besar dan leluasa. Tapi kita semua kan sudah bersepakat pemilu dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Hormati itu. Tahan nafsu, tahan syahwat politiknya,” tegas pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Kaltim.

Irwan pun berpesan kepada para elite politik untuk menjadikan momentum Ramadan yang sudah di depan mata, untuk membersihkan syahwat politik berkuasa lama. “Semoga Ramadan mampu bawa kita semua kembali fitrah. Kembali bersih dari niat-niat yang jahat,” pungkasnya.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya