Kutai Kartanegara

tempat pembuangan akhir PT Alfara Delta Persada Desa Kutai Lama Kementerian ESDM 

15 Hektar Hibah Lahan Perusahaan Bakal Jadi Pemecah Masalah Sampah di Anggana



Foto rapat koordinasi Pemerintah Kecamatan Aggana dengan stakeholder terkait, membahas hibah lahan perusahaan untuk pembangunan TPA baru.
Foto rapat koordinasi Pemerintah Kecamatan Aggana dengan stakeholder terkait, membahas hibah lahan perusahaan untuk pembangunan TPA baru.

SELASAR.CO, Tenggarong - Sampah rumah tangga merupakan permasalahan yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) untuk dituntaskan. Salah satunya, mengatasi permasalahan sampah yang ada di kecamatan Anggana.

Camat Anggana, Rendra Abadi, mengatakan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di kecamatan Anggana saat ini sudah melebihi kapasitasnya. Sehingga, perlu dilakukannya pembangunan tempat pembuangan sampah yang baru.

"Sekarang tidak memungkinkan lagi (membuang sampah) di lokasi tersebut," ujar Rendra.

Rencana pembangunan TPA itu pun sudah dibahas melalului rapat koordinasi bersama stakeholder terkait, pada hari ini Kamis (14/Juli/2022) di ruang rapat Kantor Camat Anggana. Dari hasil rapat tersebut, lokasi TPA yang baru rencananya akan dibangun di kawasan yang sama, yaitu di kawasan PT Alfara Delta Persada yang terletak di Desa Kutai Lama. Lahan milik perusahaan tersebut akan dihibahkan seluas 15 hektare kepada pmerintah daerah untuk dijadikan TPA sampah. Seluas 15 hektare lahan yang dihibahkan itu disebut dapat memecahkan permasalagan sampah rumah tangga di Anggana. Tak hanya itu saja, perusahaan juga akan menghibahkan lahannya seluas 5,9 hektare khusus untuk Tempat Pemakaman Umum (TPU) bagi warga Desa Kutai Lama.

"Lahan tambang itu sudah reklamasi dan mau di proses hibah. Hanya saja, ini lagi kita rapatkan proses hibagnya, tinggal kita lengkapi persyaratannya semua untuk kita ajukan ke Kementerian ESDM," ungkapnya.

Dengan dibangunnya TPA sampah yang baru, maka sampah-sampah yang ada di daerah daratan kecamatan Anggana, seperti Desa Sungai Meriam, Sidomulyo, Anggana, Kutai Lama, dan Handil Terusan dapat terakomodir semua. Karena setiap harinya sampah yang diangkut dari lima desa tersebut terbilang cukup banyak.

"Kalau sehari itu sekitar dua sampai tiga truk (sampah diangkut)," sebut Rendra.

Kini, pihaknya masih menunggu proses kajian terkait lingkungan dari Kementerian ESDM. Baru nantinya akan dilajutkan pembahasan anggaran pemabangunan TPA sampah tersebut.

"Untuk dana belum dibicarakan, masih proses terkait hibah lahan terdahulu. Tunggu sudah hibah di kecamatan baru bisa berbicara tentang anggaran," pungkasnya.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya