Utama

beasiswa kaltim dipotong beasiswa kaltim tuntas dipotong masalah beasiswa kaltim penerima beasiswa kaltim berkurang Isran Noor Beasiswa Kaltim 

Setelah Isran Tak Menjabat Gubernur, Banyak Keluhan Soal Beasiswa, Begini Penjelasannya



Calon Gubernur Kaltim, Isran Noor. (selasar/yoghy)
Calon Gubernur Kaltim, Isran Noor. (selasar/yoghy)

SELASAR.CO, Samarinda - Berani berdialog secara terbuka dengan warga, jadi salah satu sikap yang ditunjukkan Isran Noor dalam beberapa kesempatan. Hal ini kembali ditunjukkan calon gubernur Kaltim itu saat menghadiri acara Pengukuhan Tim Koalisi Partai Pemenangan dan Relawan Isran-Hadi Tingkat Kota Samarinda, di Ballroom Hotel Mesra International Samarinda, Rabu (2/10/2024).

Saat itu Isran memberikan kesempatan kepada siapapun tanpa kecuali, untuk mengajukan pertanyaan kepada dirinya perihal apapun. Kesempatan ini tak disia-siakan para peserta. Salah satunya seorang wanita dari perhimpunan Srikandi Manado Nusantara yang enggan ditulis namanya. Salah satu yang diadukan adalah perihal dana beasiswa yang ia sebut dipotong.

“Sebelumnya, saya minta maaf. Yang saya pertanyakan begini, waktu zaman kepemimpinan bapak (Isran), beasiswa 100% diberikan, contohnya dana beasiswa Rp100.000, maka diberikan Rp100.000. Tapi belakangan ini, beasiswa tuntas dipotong dari Rp100.000 jadi Rp25.000. Jadi, Rp75.000 ke mana? Supaya ke depannya bapak bisa memperbaiki hal ini. Karena saya tanya ke Dinas Pendidikan, tapi mereka tidak tahu,” ucapnya.

Merespons hal ini, Isran Noor mengungkapkan kekesalannya terkait pemangkasan anggaran program Beasiswa Kalimantan Timur Tuntas. Dalam pernyataannya, Isran Noor menjelaskan bahwa setelah ia tidak lagi menjabat, anggaran beasiswa yang seharusnya sebesar Rp 250 miliar dikurangi oleh pejabat yang menggantikannya menjadi Rp 200 miliar. Pengurangan sebesar Rp 50 miliar ini, menurut Isran, seharusnya bisa memfasilitasi sekitar 4.500 anak sekolah atau mahasiswa.

Isran Noor menyatakan bahwa ia menerima banyak keluhan dari masyarakat terkait beasiswa tersebut, meskipun ia tidak lagi memiliki kewenangan sebagai gubernur. “Keluhan pertama adalah mengapa mereka tidak mendapatkan beasiswa meskipun telah memenuhi persyaratan dengan nilai IPK yang rata-rata di atas. Keluhan kedua adalah pencairan dana yang sangat terlambat, padahal uangnya ada,” ujar Isran Noor.

Ia menambahkan bahwa selama masa jabatannya, tidak pernah ada masalah keterlambatan atau penyalahgunaan oleh badan pengelola karena sistem pengajuan beasiswa dilakukan melalui aplikasi, sehingga tidak ada peluang untuk penyalahgunaan kewenangan.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya