Utama
Gapki Kaltim Transformasi Industri Sawit Rakercab 2025 
GAPKI Kaltim Perkuat Komitmen Transformasi Industri Sawit Berkelanjutan Lewat Rakercab 2025

SELASAR.CO, Samarinda - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Timur menegaskan komitmennya dalam mendorong transformasi industri sawit berkelanjutan melalui Rapat Kerja Cabang (Rakercab) 2025 yang digelar di Samarinda, Kamis (31/7/2025). Dalam agenda tahunan ini, GAPKI Kaltim menyusun strategi baru yang adaptif, kolaboratif, dan dinamis untuk menjawab tantangan industri ke depan.
Ketua GAPKI Kaltim, Rachmat Perdana Angga, menyampaikan bahwa Rakercab 2025 merupakan momentum strategis untuk mengevaluasi program kerja sebelumnya sekaligus merumuskan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan anggota.
“Rakercab ini bukan hanya ajang evaluasi, tapi juga penetapan arah kebijakan baru yang relevan dengan dinamika industri sawit saat ini,” ujar Angga.
Rakercab juga menandai dimulainya persiapan Forum Borneo 2026, forum tahunan GAPKI regional Kalimantan. Tahun depan, Kalimantan Timur akan menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, yang turut hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya penerapan prinsip sawit berkelanjutan. Ia menyebutkan bahwa praktik industri yang tidak ramah lingkungan berpotensi memicu konflik sosial, kerusakan ekosistem, dan ketimpangan kesejahteraan.
“Saya minta GAPKI benar-benar memperhatikan keberlanjutan. ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) harus dijaga, agar kita bisa mencegah konflik lahan dan mendukung keadilan ekonomi,” tegas Rudy.
Gubernur juga menyoroti pentingnya pembinaan terhadap petani plasma serta pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Ia menekankan agar program CSR dikelola secara transparan dan akuntabel, dengan melibatkan lembaga kredibel seperti Baznas sebagai penyalur bantuan, agar program tepat sasaran dan tidak memicu konflik.
“CSR harus menjadi sarana memperkecil kesenjangan antara perusahaan dan masyarakat sekitar,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif GAPKI Pusat, Mukti Sardjono, menyoroti kontribusi besar industri sawit terhadap perekonomian nasional. Ia menyebut, pada 2022, ekspor sawit Indonesia mencapai USD39 miliar atau setara Rp627 triliun. Selain menyumbang surplus neraca perdagangan, industri ini juga membantu menekan impor energi melalui program biodiesel.
“Pada 2023, pemanfaatan biodiesel dari sawit berhasil mengurangi impor energi hingga Rp120 triliun,” kata Mukti.
Ia juga menegaskan peran industri sawit dalam menyerap tenaga kerja, menyediakan bahan pangan dan energi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, seperti di Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Paser.
Namun, tantangan masih besar. Dari 263 perusahaan sawit di Kaltim, baru 79 yang tergabung dalam GAPKI. Luasan lahan yang dikelola anggota GAPKI hanya sekitar 370 ribu hektare dari total 1,3 juta hektare.
“Meningkatkan jumlah keanggotaan adalah pekerjaan rumah besar GAPKI Kaltim tahun ini. Apalagi, keanggotaan GAPKI kini menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan peringkat proper dari pemerintah,” ungkap Mukti.
Ia juga menyinggung tekanan dari kampanye negatif dan regulasi internasional seperti EU Deforestation Regulation (EUDR) yang dinilai merugikan industri sawit Indonesia. Mukti mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menghadirkan solusi yang berkelanjutan.
Mengakhiri Rakercab, jajaran pengurus GAPKI Kaltim menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota atas kontribusinya dalam mendukung kemajuan industri sawit di Bumi Etam.
“Rakercab ini menjadi titik tolak untuk memperkuat sinergi, memperbesar kontribusi, dan meneguhkan semangat membangun industri sawit yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Angga.
Penulis: Boy
Editor: Awan