Ragam
Dinkes Kaltim pandemi Covid-19 Endemi Covid-19  Vaksin Covid-19 
Kadinkes Kaltim: Kaltim Siap Transisi dari Status Pandemi Covid-19 ke Endemi
SELASAR.CO, Samarinda - Presiden Joko Widodo mengatakan akan memulai proses transisi dari pandemi ke endemi. Presiden menegaskan bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat, maka dari itu masyarakat harus siap hidup berdampingan dengan Covid-19.
Lalu apa sebenarnya Endemi? Endemi adalah penyakit yang biasanya mewabah di suatu wilayah tertentu. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), endemi mengacu pada kehadiran suatu wabah penyakit terus menerus pada populasi di bentang geografis tertentu, seperti satu wilayah, negara, atau benua.
Lainnya, mengartikan endemi adalah wabah penyakit yang secara konsisten ada, tetapi terbatas pada wilayah tertentu, sehingga hal ini yang membuat penyebaran penyakit dan tingkat penularan dapat diprediksi dan virus tidak hilang sepenuhnya, hanya saja sudah lebih terkendali.
Ada beberapa indikator pandemi bisa jadi endemi, antara lain meningkatnya kekebalan masyarakat melawan virus. Selain itu, menurunnya angka infeksi alamiah sehingga jumlah pasien dan angka kematian akibat virus menurun.
Berita Terkait
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin mengatakan bahwa Kaltim saat ini dalam posisi siap dalam memberlakukan transisi menuju endemi. Hal ini salah satunya merujuk dari cakupan vaksinasi Covid-19 di Bumi Etam yang tinggi.
“Artinya sudah ada herd imunitas atau kekebalan masyarakat, jadi aman kalau nanti presiden mengumumkan pandemi berakhir Insyaallah Kaltim sudah siap,” ujar Jaya, pada Senin (26/12/2022).
“Sekarang kan Kaltim PPKM Level 2, artinya semua sudah bagus. Kalau nanti diumumkan endemi, maka itu artinya masih ada kasus tapi sporadis saja. Kalau sudah endemi kan tidak ada lagi pembatasan, PPKM juga sudah tidak ada lagi,” tambahnya.
Dari data yang diperoleh dari vaksin.kemenkes.go.id, per 27 Desember 2022 cakupan vaksin Kaltim untuk dosis pertama hingga ketiga telah di atas capaian nasional. Untuk dosis pertama cakupan vaksin Kaltim tertinggi ke 5 secara nasional dengan 91 persen, untuk dosis kedua cakupan vaksin Kaltim juga tertinggi ke 5 nasional dengan 81 persen, sementara untuk vaksin ketiga Kaltim berada di peringkat 6 nasional dengan 36 persen.
Selain cakupan vaksin, Jaya juga menyebutkan bahwa kondisi penyebaran varian baru Covid-19 kecil jumlahnya di Kaltim. Berdasarkan hasil Whole Genome Sequencing (WGS), Jenis Varian Covid-19 yang terdeteksi dengan jumlah terbanyak adalah XBB.1 sebanyak 22 kasus kemudian varian BQ.1.1 sebanyak 20 kasus, XBB sebanyak 7 Kasus dan BQ.1 sebanyak 3 Kasus. Sampel diambil pada tanggal 7 November 2022. Namun di penghujung November terpantau angkanya terus mengalami penurunan.
“Setiap minggu kita mengadakan semacam pemeriksaan genome sequence untuk varian yang baru, jadi sampel itu kami kirim untuk mengetahui apakah ada penyebaran baru. Karena lonjakan-lonjakan yang sering muncul itu kan karena ada varian baru, bukan karena varian lama. Kewaspadaan seperti itu, mudah-mudahan tidak ada varian baru yang ada di Eropa maupun China. “Dengan begitu artinya pandemi akan berakhir, karena tanda-tandanya sudah ada. Dan pemerintah kelihatannya di akhir tahun ini akan mengumumkan. Kami hanya menunggu saja,” terangnya.
“Kaltim Insyaallah sama dengan prediksi nasional, karena kita optimis cakupan vaksinasi juga sudah tinggi, kemudian antibodi survei yang dilakukan dua kabupaten/kota sudah dilakukan hasilnya sudah termasuk tinggi,” pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan