Hukrim
teror Langgar Dilempari Kotoran Manusia 
Langgar Dilempari Kotoran Manusia, Rupanya Si Pelaku Pernah Gila
SELASAR.CO, Samarinda – Langgar Nurul Jannah, di Kelurahan Karang Asam Ilir, mendapat teror menjijikkan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini. Seseorang beberapa kali melempar kotoran manusia ke langgar tersebut. Warga pun heboh dan melakukan penjagaan ketat.
“Pelaku melakukan pelemparan kotoran manusia sebanyak 6 kali. Aksi pelemparan pertama sampai keempat dilakukan sekitar dini hari, pelemparan kelima dilakukan sekitar jam 22.00 Wita pada hari Minggu (10/11/2019),” ungkap Pairin (44), Ketua RT 35 Kelurahan Karang Asam Ilir.
Pelaku membawa kotoran manusia dengan karung beras, kantong plastik, dan toples plastik. Dia lalu melancarkan aksinya dinihari ketika warga sekitar tengah lengah saat melakukan penjagaan rutin. Kotoran yang dilempar oleh pelaku itu mengenai bagian teras, pagar, hingga dinding langgar.
Seusai melempar kotoran manusia ke langgar, pelaku langsung kabur dengan mengendarai sepeda motornya. Karena kejadian tersebut, warga meningkatkan penjagaan dan melakukan salat tahajud, agar tidak terjadi pelemparan dan pelaku dapat ditemukan. Doa pun berbuah hasil.
Candra Andhika saat diamankan petugas polisi
“Rabu (28/11/2019) sekitar pukul 1 dini hari, pelaku tertangkap basah oleh warga saat melakukan aksinya yang ke-6 kalinya,” kata Pairin. Pelaku dipergoki warga setempat dan diamuk oleh massa.
“Saat ditangkap pelaku dibawa ke pos dan ditanya apa motifnya, dia bilang temannya yang tinggal di belakang langgar itu punya utang. Siapa yang punya utang? Budi Anur punya utang 15 juta. Padahal Budi Anur ini orangnya sudah masuk penjara, tidak ada di sini,” tutur Pairin.
Pelaku diketahui bernama Candra Andhika (34), warga Kelurahan Sungai Kapih. Kini pelaku berada di RS Hermina karena mengalami luka babak belur dan sabetan senjata tajam di bagian paha kiri. Masih belum jelas motif pelemparan kotoran manusia yang dilakukannya ke langgar.
Saat pelaku ditangkap, kakak pelaku datang ke lokasi kejadian, untuk menjelaskan kenapa adiknya bisa melakukan hal tersebut. “Menurut penjelasan kakaknya, pelaku pernah gila dan dirawat di rumah sakit jiwa selama 3 bulan,” jelas Pairin.
Sementara itu, menurut keterangan polisi, pelaku tidak terindikasi mengikuti aliran-aliran radikalisme. Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut.
Penulis: Mangir Titiantoro
Editor: Awan