Ragam
DPR RI Kunker banjir 
DPR RI Kunker ke Samarinda, Tahun Ini Rp 65 Miliar APBN untuk Persoalan Banjir
SELASAR.CO, Samarinda - Komisi V DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik ke Samarinda hari ini, Kamis (23/1/2020). Waduk Benanga di Kelurahan Lempake Samarinda Utara, menjadi lokasi pertama yang disambangi sembilan anggota DPR RI. Menurut Irwan salah satu anggota Komisi V DPR RI, kunjungan kali ini ke waduk Benanga, merupakan permintaan khusus darinya merespon persoalan banjir yang baru saja merendam kota Tepian.
“Kondisi existing permasalahan di Samarinda itu salah satunya adalah banjir, sehingga dalam kesempatan ini saya meminta komisi lima spesifik berkunjung ke Samarinda dengan agenda salah satunya bendungan benanga,” ujarnya.
Menjadi satu-satunya wakil Kaltim di komisi yang membidangi masalah infrastruktur, Irwan mengatakan pada tahun ini anggaran sebanyak Rp 65 miliar, yang bersumber dari APBN digelontorkan untuk program-program pengendalian banjir di Samarinda. Pengerukan sedimentasi di waduk benanga menjadi program yang menerima anggaran terbesar, yaitu sebanyak Rp 26 Miliar. Bukan tanpa Waduk yang seharusnya menampung sekitar 1,5 juta meter kubik air, terus menyusut. Sekarang hanya mampu 500 hingga 650 ribu meter kubik. Berikut data lengkap item-item yang akan dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui BWS wilayah III Kalimantan tahun ini,
1.Master plan drainase utama Kota Samarinda (Rp 2,5 Miliar)
Berita Terkait
2.Perkuatan tebing Sungai Karang Mumus sepanjang 0,5 kilometer (Rp 16,8 Miliar)
3.Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Embung Sempaja (Rp 600 juta)
4.Lanjutan pembangunan embung serbaguna Sempaja (Rp 17,9 Miliar)
5.Pengerukan sedimen Waduk Benanga (Rp 26 Miliar)
“Jadi kita komperhensif, bukan hanya pengerukan bendungan benanga, jadi ada kajian studi masterplan pengendalian banjir, kemudian pembangunan embung sempaja, kemudian penguatan tebing SKM. Nah kita dorong ke depan pengerukan ini terus berlanjut. Kita kembalikan fungsinya,” imbuhnya.
Ditambahkan Irwan, menurut penjelasan dari pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Wilayah III Kalimantan limpasan air dari waduk benanga sebetulnya tidak berpengaruh begitu besar, dengan ketinggian air di SKM. Anak-anak sungai karang mumus justru berkontribusi lebih besar terhadap ketinggian air di DAS SKM.
“Karena lumayan tadi ya, 400 ribu meter kubik per detik, dari anak-anak sungai itu. Bukan hanya dari bendungan ini. Sehingga perlu pembuatan kolam retensi. Menggantikan peran tangkapan air yang sudah menjadi perumahan,” terangnya.
Sementara itu disampaikan oleh Syarif Abdullah Alkadri, Wakil Ketua Komisi V DPR RI meminta Walikota Samarinda Syaharie Jaang segera mereview ulang Tata Ruang Wilayah Samarinda. Ini agar kawasan resapan air terutama di waduk dan Sungai Karang Mumus (SKM) , bisa diketahui pasti dan dilindungi.
"Itu (kapasitas tampung waduk Benanga kritis) menjadi tujuan kunjungan kami kesini. Kaitan dengan itu kita sudah lihat kondisinya. Cuma kami minta Bapak Walikota serta Pemda secepatnya untuk mereview tata ruang. Sehingga kita tahu lokasi secara keseluruhan dan lokasi yang tersedia (resapan air)," ujarnya.
Syarif menambahkan review ulang tata ruang Samarinda mendesak dilakukan seiring daya tampung air waduk Benanga tahun 1977 mencapai 1,5 juta meter kubik menurun tinggal 500 ribu meter kubik. Adapun pemeliharaan waduk Benanga tanggung jawabnya dibawah Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, diminta Syarif, dilakukan berkelanjutan.
"Saya minta dari Balai yang disini betul-betul merencanakan (normalisasi waduk) dan jangan secara parsial aja. Artinya Jangan sampai selesai itu, tidak berlanjut dan bertambah lagi pengendapan," katanya.
Pengendalian banjir Samarinda menjadi perhatian Komisi V DPR RI karena Ibu Kota Negara (IKN) baru dibangun di Kaltim. Apalagi, tahun 2024 pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Jakarta akan mulai berjalan secara bertahap.
“Areal ini saya lihat baik dan bisa multifungsi, karena sekarangkan sudah difungsikan sebagai sumber air baku kemudian kedepan bisa digunakan sebagai tempat wisata air paling tidak untuk wilayah Samarinda. Apalagi sekarang Balikpapan dan Samarinda sudah dekat dengan ada tol. Kemudian nanti juga jadi ibu kota negara, nah ini saya kira maka harus dipersiapkan,” pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan