Ragam
Irwan Legislative Club Rocky Gerung Irwan 
ILC di Samarinda, Rocky Gerung Bicara IKN Panaskan Suasana
SELASAR.CO, Samarinda – Gelaran Irwan Legislative Club (ILC), program kerja sama antara Irwan anggota DPR RI Dapil Kaltim, dan Samarinda Televisi (STV), sukses dilaksanakan pada Minggu (1/3/2020) malam. Gelaran perdana diskusi bertajuk “Politik dan Ekonomi Kita, Hari ini dan Nanti” itu menarik antusiasme masyarakat Samarinda dan Kalimantan Timur untuk menyaksikan.
Acara yang dipandu langsung oleh Direktur STV, Achmad Ridwan ini menghadirkan sejumlah tokoh politik, pengusaha, budayawan dan aktivis lingkungan di Kaltim. Tidak ketinggalan inisiator acara Irwan, dan Rocky Gerung pembicara yang paling dinanti.
Pada giliran pertama, Kepala Bank Indonesia Kalimantan Timur, Tutuk SH Cahyono memaparkan kondisi perekonomian Indonesia dan Kaltim saat ini. Dia menjelaskan, sebenarnya ekonomi Kaltim saat ini tengah melakukan pemulihan dari kondisi tahun-tahun sebelumnya yang sempat terpuruk karena ketergantungan dengan ekspor batu bara dan migas.
Berita Terkait
Menyambut IKN, Tutuk menuturkan, Kaltim harus menggali potensi sektor baru guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan sektor hilirisasi CPO dan pariwisata. Sehingga tidak terus mengandalkan sektor migas dan batu bara.
"Kaltim harus mencari alternatif dengan nilai tambah yang tinggi. Seperti ekspor CPO sawit, kembangkan hilirisasi produk tersebut," ujar Tutuk.
Tahun 2020 ini, BI memproyeksikan Kaltim akan mengalami pelambatan ekonomi karena wabah virus corona (COVID 2019). Kendati pada sektor pariwisata dan investasi tidak terdampak besar oleh wabah tersebut, namun akan berdampak pada sektor ekspor impor. Sehingga Tutuk memprediksikan ekonomi Kaltim hanya tumbuh di angka 3-4 persen.
“Ekspor batu bara kita cukup besar di dalam porsi PDRB, paling besar ke Jepang dan kedua ke China. Jadi ini yang berdampak dari virus corona ke kita,” jelasnya.
Pembicara kedua adalah Slamet Brotosiswoyo, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo Kaltim). Dirinya mengungkapkan gelaran politik sebenarnya tidak memberi dampak positif untuk menumbuhkan minat pengusaha menanamkan modalnya di Kaltim. Justru menurut pengakuannya pengusaha kerap dibuat sulit oleh para peserta kontestasi politik yang kerap memberi janji-janji kepada masyarakat.
“Kita suka dibuat sulit oleh calon kepala daerah atau caleg yang suka menjanjikan kenaikan upah dan segala macamnya,” ungkap Slamet skeptis.
Diskusi mengalir kepada setiap panelis-panelis yang diberi kesempatan berbicara. Suhu menghangat ketika giliran Rocky Gerung memantik diskusi. Dia memiliki pandangan berbeda soal pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim. Menurutnya, Kaltim lebih cocok sebagai ibu kota dunia.
"Hari ini kita sedang bergembira karena IKN akan dipindahkan ke Kaltim. Kenapa kita nggak bilang Kaltim itu ibu kota dunia, ibu kota burung, ibu kota oksigen. Bukan ibu kota pemerintahan. Ibu kota keajaiban dunia, karena ada paru-paru," ujarnya.
Dia menilai, kebijakan pemerintah untuk memindahkan IKN ke Kaltim adalah kebijakan yang tidak bijak. Terlebih soal pengambilan keputusannya yang tidak melalui studi terlebih dahulu.
“Itu jelas salah. Harusnya studi soal lingkungan itu dilakukan sejak awal. Sebab, study itu dilakukan untuk mencegah adanya kerusakan lingkungan. Tapi, ini dilakukan belakangan. Dimana logikanya?” tegasnya.
Pernyataan Rocky pun disambut interupsi oleh Slamet, dia menilai pernyataan itu dapat menjadi pemicu peninjauan ulang penetapan IKN di Kaltim. Interupsi juga dilayangkan Ketua DPRD Kaltim, Makmur HAPK, dia menyanggah pernyataan Rocky soal pembangunan IKN yang berdampak pada lingkungan.
Menurut mantan Bupati Berau dua periode ini, kawasan IKN berada di lokasi HTI milik negara. Dimana, di atas kawasan tersebut pun tidak semua memiliki lokasi keberadaan pohon-pohon besar yang dimaksudkan Rocky.
“Saya ini turun ke lapangan, Bung Rocky. Tidak semua yang Anda maksudkan itu benar. Di lokasi pembangunan IKN itu sudah tidak banyak lagi pohon-pohon besar. Mungkin, kalau Anda melihat dari atas ada sedikit hutan, itu di Berau,” jelasnya.
Berbeda dengan Slamet dan Makmur, Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang, Merah Johansyah justru mengamini pernyataan Rocky. Dia mengaku selama ini pihaknya bersama lembaga pemerhati lingkungan di Kaltim paling getol menolak wacana pemindahan IKN.
Dia menilai, keputusan pemindahan IKN tidak lebih dari upaya pemerintah untuk menghapus dosa-dosa para pemodal. IKN berada di atas lahan konsesi tambang, perkebunan, dan HTI.
Lebih lanjut, pemerintah tidak pernah meminta pendapat rakyat Indonesia terutama bagi yang berada di daerah sekitar IKN. Ia menyebut akan ada dampak ekologis terhadap terumbu karang yang berada di teluk Balikpapan ketika pembangunan IKN, hal itu dapat berdampak kepada nelayan di sana.
“Apakah layak kebijakan ini disebut sebagai sebuah keputusan publik? Publik tidak diajak bicara, tidak salah kalau ada tafsir bahwa Pak Jokowi melakukan pengambilan kebijakan sepihak,” jelasnya.
Kritik soal IKN di Kaltim yang terjadi dalam forum ditanggapi positif oleh Irwan. Dia mengaku sengaja menghadirkan Rocky Gerung dalam forum yang dia inisiasi ini untuk mendapatkan respons dari berbagai pihak.
Atas kritik dan penolakan pemindahan IKN, Irwan menilai adalah hal baik. Terutama bagi pemerintah agar bekerja lebih baik saat menyusun Undang-Undang soal pemindahan IKN.
“Tidak apa-apa. Itu malah bagus. Itu memberikan pengayaan wawasan kita. Saya malah senang. Harusnya, Gubernur Kaltim Isran Noor hadir untuk mendengarkan. Semoga saja, melalui media beliau melihat acara malam ini,” pungkasnya.
Penulis: Redaksi Selasar