Nasional
Jokowi Presiden RI Prabowo Subianto Menteri Pertahanan 
Ini Curhatan Prabowo Subianto Setelah 6 Bulan Bersama Jokowi
SELASAR.CO, Jakarta – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberi kesaksian soal kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), setelah hampir enam bulan bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Kesaksian itu disinggung Menhan ke-26 RI itu dalam taklimat-nya kepada seluruh relawan dan kader Gerindra yang diunggah lewat akun media sosialnya di Facebook dan Twitter, pada Rabu malam (22/4), dikutip dari jpnn.com.
Mulanya, mantan Danjen Kopassus TNI AD itu mengulas soal keputusan besarnya menempuh langkah rekonsiliasi nasional dengan bergabung dalam kabinet pemerintahan periode kedua Jokowi.
"Saya putuskan waktu itu untuk melakukan langkah besar rekonsiliasi nasional dengan mengesampingkan kepentingan partai, perasaan pribadi dan segala sesuatu yang menjadi pikiran kita kala itu. Demi satu yang utama yaitu kerukunan nasional, persatuan nasional, dan rekonsiliasi nasional," ucap Prabowo.
Berita Terkait
Dalam taklimat itu, Prabowo menekankan bahwa lawan politik baginya bukan musuh. Dia juga tidak ingin ada perpecahan di antara bangsa Indonesia. Apalagi menjadi bagian dari perpecahan itu.
"Untuk itu, kami sekarang bekerja sama dengan Presiden RI Joko Widodo. Selama saya menjadi anggota kabinet beliau, saya bersaksi bahwa beliau terus berjuang demi kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia," ucap Prabowo.
Dia pun melihat dari dekat, bagaimana cara-cara mantan gubernur DKI Jakarta itu mengambil keputusan. Ditegaskan Prabowo, yang selalu menjadi dasar bagi Jokowi adalah keselamatan rakyat miskin dan lemah.
"Saya melihat komitmen beliau untuk membersihkan Pemerintah Indonesia dari korupsi," sambung capres pada Pemilu 2019 itu.
Prabowo juga berterima kasih kepada seluruh kader partainya yang telah memberi kepercayaan dan dukungan pada saat dirinya harus mengambil keputusan besar dan berat.
"Dan saya sekarang tetap meminta dukungan saudara. Percayalah kepada pimpinanmu. Pimpinanmu tidak mungkin mengambil keputusan yang merugikan partai apalagi rakyat, bangsa dan negara," tegas purnawirawan dengan pangkat terakhir Letjen TNI itu. (jpnn)