Lingkungan

Reses dpr ri Irwan P3TGAI BWS Kalimantan III Reses anggota DPR RI 

Kembalikan Sejarah Teluk Singkama sebagai Lumbung Padi, Irwan: Kita Tambah Irigasi



Irwan (kanan) mengecek progres pembangunan peningkatan jaringan irigasi di Desa Teluk Singkama, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutai Timur.
Irwan (kanan) mengecek progres pembangunan peningkatan jaringan irigasi di Desa Teluk Singkama, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutai Timur.

SELASAR.CO, Sangatta - Melanjutkan serangkaian agenda resesnya di Kaltim, pada hari ini, Sabtu (25/7/2020), anggota Komisi V DPR RI, Irwan melakukan kunjungan kerja ke Desa Teluk Singkama, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutai Timur. Irwan mengecek progres pembangunan peningkatan jaringan irigasi di desa tersebut.

Program itu masuk dalam percepatan peningkatan Tata guna air irigasi (P3-TGAI) tahun anggaran 2020, di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III.

"Tadi kami sudah diskusi, tentu pengerjaan ini saja masih belum cukup, karena kita harus mengaktifkan juga sawah-sawah yang belum (termanfaatkan) dengan membangun jaringan irigasi. Kemungkinan ada penambahan kegiatan tahun depan," ujar Irwan kepada SELASAR.

Diungkapkan Irwan, program P3-TGAI ini tidak hanya dilakukan di Kutim. Dari perencanaan BWS, pada tahun ini ada 100 lokasi yang tersebar di kabupaten/kota di Kaltim yang juga akan menerima program serupa. Untuk Kutim, rencananya ada 32 lokasi dengan dua tahap, tahap awal 17 lokasi dan kedua 15 lokasi.

Anggota Komisi V DPR RI, Irwan (kiri) dan Kepala BWS Kalimantan III, Harya Muldianto (kanan) saat meninjau program pembangunan Irigasi di Desa Teluk Singkama.

"Ini memang program yang menjadi perhatian serius pak Presiden Jokowi dan Menteri PU, Basuki. Karena di tengah pandemi Covid-19 harus ada dorongan perekonomian masyarakat di pedesaan, termasuk ekonomi kalangan petani," tambah Irwan.

Sementara itu, Kepala BWS Kalimantan III, Harya Muldianto mengatakan, untuk pembangunan peningkatan jaringan irigasi di Desa Teluk Sengkima, dilaksanakan sejak Maret, dan saat telah selesai pengerjaannya. Total biaya pembangunan peningkatan jaringan irigasi air nilainya Rp 195 juta.

"Memang kita lihat di sini ada potensi yang masih bisa kita tingkatkan, supaya area yang dijangkau sistem ini bisa lebih menjangkau seluruh area potensi sawah di sini seluas 30 hektare," ujar Harya.

Untuk ketersedian air, pihaknya akan mempelajari adanya kemungkinan suplai air dari Sungai Singkama, jika memang debit airnya cukup dan sesuai dengan ketentuan, maka BWS akan mencoba melakukan pengusulan pembangunan bendung.

"Kita coba usulkan pembangunan bendung. Hal ini demi menjamin ketersediaan air, sehingga dalam dua kali musim tanam ketersediaan air benar-benar terjamin," ungkapnya.

Kepala Desa Teluk Singkama, Ansori mengungkapkan, dahulu pada tahun 1975, desanya menjadi lumbung padi yang memasok kebutuhan untuk Kota Bontang. Saat itu Desa Teluk Singkama masih tergabung dalam Kabupaten Kutai.

Mengecek kondisi air di jaringan irigasi Desa Teluk Singkama.

"Kami memiliki potensi lahan 1.300 hektare lahan sawah, yang sudah terkelola baru ada 300 hektare. Itu pun masih bergantung dengan musim hujan. Jadi dalam satu tahun maksimal petani kami hanya bisa melakukan dua kali pemanenan. Dalam sekali panen kami mendapatkan 100 ton beras," ujar Ansori.

Dia pun mengatakan, ke depan, jika lahan seluas 1.300 hektare itu bisa kembali dikelola, ia berharap sejarah Desa Teluk Singkama dapat terulang kembali. Yakni, menjadi lumbung padi untuk memasok kebutuhan di Kutim.

"Sementara kami baru memenuhi kebutuhan beras hanya untuk kecamatan Sangatta Selatan saja. Kami pun sudah melakukan kerja sama dengan PKT (Pupuk Kaltim) untuk memasok 40 ton padi dalam satu tahun," pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya