Utama
lubang tambang Objek wisata lubang tambang orang tenggelam Korban lubang bekas tambang Korban lubang tambang 
Dua Remaja Tenggelam di Lubang Tambang yang Dijadikan Objek Wisata
SELASAR.CO, Samarinda – Lubang bekas tambang kembali memakan korban. Kali ini korbannya sekaligus dua orang. Tragedi ini terjadi di lubang bekas tambang, di Desa Krayan Makmur, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim), pada Minggu (6/9/2020).
Dari data yang diterima SELASAR, korban merupakan remaja bernama Muhammad Rizky dan Muhammad Ariyo Putra Satria yang berusia 14 tahun. Keduanya berenang di lubang bekas tambang yang dikenal warga setempat dengan nama Danau Biru, bersama 4 teman lainnya.
Kejadian bermula saat korban mencoba berenang untuk mengambil rakit yang berada di tengah danau. Kemudian teman korban, Ahmad Baihaki dan M Hijrafi Islam menyusul temannya yang berada di rakit tersebut. Ketika M Hijrafi berenang, dia sempat kehabisan napas dan kelelahan. Kedua korban bersama M Ilham mencoba menolong tanpa menggunakan pelampung, sehingga terjadi tarik-menarik menyebabkan kedua korban tenggelam dan tidak tertolong.
Saat dikonfirmasi, Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradarma Rupang membenarkan hal tersebut.
Berita Terkait
“Masuk di konsesi tambang PT SDH, dengan luas konsesi tambang batu bara 186,05 hektare,” ujar Pradarma Rupang.
Rupang menjelaskan, izin peningkatan operasi produksi PT SDH terbit tanggal 1 Juni 2011, dan berakhir pada 22 Maret 2012, dengan status Izin Usaha Pertambangan (IUP) clean and clear.
Rupang mengaku dari informasi yang dia kumpulkan, lokasi tersebut dijadikan warga sekitar sebagai “objek wisata”.
“Kalau itu dijadikan dasar sebagai bagian dari program reklamasi, artinya jika itu menjadi rekomendasi ESDM Kaltim atau Lingkungan hidup, pemerintah harus bertanggung jawab, karena rekomendasinya telah menyebabkan hilangnya nyawa. Jika itu bagian dari rekomendasi pemerintah,” jelasnya.
Hingga saat ini sudah 39 orang menjadi korban lubang bekas tambang, sehingga pihaknya mengecam kejadian yang berulang tersebut. Menurutnya, ini menjadi alarm buruk bagi Pemerintah Provinsi Kaltim.
Menurutnya statistik keselamatan publik dari ancaman lubang bekas tambang di Kaltim saat ini menurun. Ia meragukan kepemimpinan Gubernur Kaltim saat ini mempunyai komitmen untuk memastikan keselamatan anak-anak di Kaltim dari bahaya lubang tambang.
“Karena pendekatannya bukan pada pendekatan misalnya melakukan langkah luar biasa, seperti melakukan penegasan hukum dan sanksi efek jera. Tahapan menuju kesana harus dilakukan,” tegasnya.
Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan