Kutai Timur

Pasien Corona Kutim RS Kudungga Rumah Sakit Kudungga Dinas Kesehatan Kutim Positif corona 

Pasien Corona Kutim Melonjak dan RS Kudungga Penuh



Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani Hasanal
Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani Hasanal

SELASAR.CO, Sangatta – Kian hari, jumlah pasien terkonfirmasi positif virus corona di Kabupaten Kutai Timur terus bertambah. Hal ini membuat daya tampung rumah sakit, untuk perawatan pasien sudah melebihi kapasitas. Sementara anggaran yang ada tidak memadai. Hal ini membuat Dinas Kesehatan Kutim cukup kebingungan.

“Sekarang dengan lonjakan pasien corona, ruang perawatan RS Kudungga penuh. Ada wacana untuk melakukan karantina  di hotel bagi pasien OTG (orang tanpa gejala), tapi kami terkendala anggaran. Ini tentu jadi masalah bagi kami dalam tiga bulan ke depan, jika jumlah pasien terus bertambah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani Hasanal, Senin (12/10/2020).

Sebab, menurutnya, anggaran APBD Perubahan telah disahkan. Sehingga tidak mungkin ada pergeseran lagi.  Namun, dia berharap, ada kebijakan pemerintah, agar kekurangan anggaran mungkin bisa ditutupi dengan dana CSR perusahaan atau anggaran mendahului tahun depan, dalam penanganan corona di akhir tahun ini.

“Jadi, kalau pemerintah dan DPRD menyetujui anggaran mendahului, skenario kami, karantina dilakukan bagi pasien OTG di Gedung Badan Diklat, sementara relawan Covid-19, yang sekarang menempati Gedung Diklat, kami tempatkan di hotel,” katanya.

Dikatakan Bahrani, dari komunikasi yang dilakukan dengan sebuah hotel, diketahui anggaran harian sekitar Rp15 juta. Sebab untuk sewa hotel Rp12 juta, sementara untuk makan-minum sekitar Rp3 juta, sehingga total sekitar Rp15 juta per hari.

“Jika ditotal, dalam tiga bulan ke depan, ini jumlah yang cukup besar. Sebab sebulan itu sekitar Rp450 juta, sehingga dalam tiga bulan sekitar Rp1,5 miliar, termasuk APD dan berbagai kebutuhan lainnya,” ujar Bahrani.

Diketahui, jumlah warga terkonfirmasi corona di Kutim sebanyak 667 orang dengan kasus sembuh 417 kasus dan meninggal 9 kasus pada posisi kemarin. Namun jumlah ini bisa bertambah, jika hasil swab terbaru ada lagi yang terkonfirmasi.

Kepada wartawan, Bahrani mengakui, lonjakan pasien yanag terjadi di Kutim saat ini pada umumnya dari pelaku perjalanan di Kaltim sendiri, seperti Balikpapan, Samarinda, Berau, dan Bontang. “Kalau masyarakat bisa menahan diri, tidak lakukan perjalanan, termasuk memperhatikan protokol kesehatan, maka lonjakan ini bisa ditekan,” tutupnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya