Kutai Timur

Kementerian Pertanian pertanian Dinas Pertanian Kutim alat pertanian 

Bantuan Alat dari Kementerian Pertanian di Kutim Kok Disewakan ke Petani?



Kementerian Pertanian telah menyiapkan mekanisasi peralatan pertanian, mulai dari traktor roda dua, traktor roda empat, mesin panen padi, perontok jagung, hingga alat tanam.
Kementerian Pertanian telah menyiapkan mekanisasi peralatan pertanian, mulai dari traktor roda dua, traktor roda empat, mesin panen padi, perontok jagung, hingga alat tanam.

SELASAR.CO, Sangatta - Kementerian Pertanian RI getol mendorong petani di daerah dapat meningkatkan produksi padi, jagung dan sebagainya, dengan bantuan mekanisme modern. Hal itu untuk menuju Indonesia mandiri pangan. Namun, tampaknya keinginan pemerintah pusat tidak diikuti oleh pemerintah daerah.

Ini tergambar dari kondisi pertanian di Kutim. Kementerian Pertanian telah menyiapkan mekanisasi peralatan pertanian, mulai dari traktor roda dua, traktor roda empat, mesin panen padi, perontok jagung, hingga alat tanam. Namun, peralatan pertanian itu tidak didukung dana pemeliharaan di daerah. Bahkan gudang penyimpanan alat itu pun tidak ada. Alhasil, peralatan pertanian kepanasan dan kehujanan di halaman Kantor Dinas Pertanian Kutim.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Kadistanak) Kutim Sugiono, persoalan saat ini karena minimnya anggaran untuk biaya operasional, pemeliharaan, hingga gudang penyimpanan peralatan dari Pemerintah Pusat.

“Karena tidak ada anggaran, maka untuk operasional, petani saat menggunakan alat harus sewa. Yang penting, sewanya cukup untuk beli solar, termasuk mobilisasi alat ke lokasi. Ini dilakukan, karena tidak ada biaya operasionalnya,” kata Sugiono.

Beruntung, alat ini masih tergolong baru, masih umur 1-2 tahun, sehingga pemeliharaan belum ada. Kalaupun ada, masih di bagian luar, sehingga masih ringan. Namun, kalau umurnya nanti sudah 4-5 tahun, pasti biaya pemeliharaan itu sudah banyak, karena sudah pasti mulai rusak. “Kalau nanti tidak ada biaya pemeliharaan, kami tidak tahu lagi mau bikin apa,” katanya.

Sebab, gudang untuk penyimpanan mesin-mesin ini sudah tiga tahun diminta, namun tidak pernah dianggarkan. Akibatnya, mesin-mesin yang masih tergolong baru itu, kini mulai kusam karena dijemur di halaman. “Kami hanya berharap, ke depan anggaran lebih baik agar masalah seperti ini bisa teratasi demi kepentingan petani,” katanya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya