Kutai Kartanegara

Pelaku IKM  industri Kecil menengah Disperindag Kukar Amplang  IKM Muara Badak amplang telur kepiting bakau Diskominfo Kukar 

Pelaku IKM Muara Badak Berinovasi, Mengolah Amplang dengan Bahan Telur Kepiting



Pengolahan amplang dengan bahan dasarnya dari telur kepiting bakau.
Pengolahan amplang dengan bahan dasarnya dari telur kepiting bakau.

SELASAR.CO, Kutai Kartanegara – Salah seorang pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kutai Kartanegara (Kukar) menemukan inovasi baru. Ia membuat amplang yang bahan dasarnya dari telur kepiting bakau. Amplang tersebut kini jadi oleh-oleh khas Kecamatan Muara Badak.

Pelaku usaha industri rumahan bernama Nurilang ini mengatakan semula hanya memproduksi amplang yang berbahan dasar dari ikan bandeng, sejak tahun 2009. "Lama kelamaan sudah banyak mulai permintaan toko-toko, dan juga ikan-ikan di Muara Badak ini kan gampang dicari, jadi kita mulai dari tenggiri, cumi, kepiting, itu semuanya ada di sini," katanya.

Selanjutnya, ia menemukan inovasi dengan pengolahan amplang dengan bahan dasarnya dari telur kepiting bakau. Setelah dicoba ternyata lebih enak dari amplang-amplang yang pengolahannya dari bahan dasar yang lain. Selain itu ia satu-satunya orang yang memproduksi amplang dari bahan telur kepiting tersebut.

Nurilang mengaku ia bisa memproduksi 80 kilogram amplang per harinya, dengan dibantu 9 karyawan. Pengerjaan itu dilakukan dengan cara manual. Mulai dari mengaduk adonan hingga amplang dikemas. Seiap harinya ia dan karyawannya melakukan pengerjaan dari pagi hingga sore.

Nurilang, Pelaku IKM Muara Badak Binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kukar.

Untuk pemasaran amplang khas oleh-oleh Muara Badak ini tersebar di beberapa daerah yaitu Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kutai Timur, dan Tenggarong. Sementara ini omzet yang ia dapatkan per bulannya bisa mencapai Rp 20 juta.

"Kita menjual dalam bentuk kemasan yang isinya ada 120 gram harganya Rp 13 ribu per bungkusnya, sedangkan yang 150 gram dengan harga Rp 18 ribu per bungkusnya," kata pelaku IKM binaan Disperindag Kukar ini.

Nurilang berharap pemerintah setempat bisa memfasilitasi pemasaran hasil produksi amplang tersebut, karena pihaknya mendapat kendala untuk memasarkan hasil produksinya ke pasar modern.

“Kayak kita masukin ke minimarket kemarin, sudah berapa kali saya masuk mungkin lama prosesnya, nggak tau kayak apa itu, agak lambat lah responsnya ke kita, kendalanya di situ," tutupnya.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya