Kutai Timur

Pabrik CPO di Kutim  PAD Kutim Pabrik CPO  CPO di Kutim Kominfo Kutim 

34 Pabrik CPO di Kutim Tak Berkontribusi ke PAD, Pemkab Dorong Hilirisasi



Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman.

SELASAR.CO, Sangatta - Sejumlah perusahaan perkebunan sawit di Kutai Timur (Kutim) menguasai  ratusan ribu hektare (Ha) lahan dan memiliki 34 pabrik CPO yang sudah beroperasi. Namun, ternyata belum banyak memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kalau bicara kontribusi sawit, memang  belum ada. Karena sampai saat ini, di Kutim masih sebatas produksi CPO (Crude Palm Oil). Jadi  kalau masih sebatas produksi CPO, memang belum ada kontribusi pada PAD,” kata Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman beberapa waktu lalu.

Karena itu, pihaknya mengaku kini telah mendorong agar dilakukan hilirisasi industri CPO di Kutim. Sebab, dengan industri hilir, maka Kutim bisa mendapat PAD dari industri sawit. Salah satu industri hilir CPO yang hendak didorong adalah industri minyak makan, serta produk turunan lainnya.

“Selain bisa memberikan PAD, industri hilir CPO juga mampu membuka lapangan kerja baru, sehingga dampak sampingan dari industri hilir sawit ini akan cukup basar,” bebernya.

Sekadar dikatahui, dalam LPJ Bupati Kutim beberapa hari lalu, dilaporkan bahwa di Kutim telah berdiri sebanyak 34 pabrik CPO, yang dibangun beberapa perusahan sawit yang ada di Kutim. Namun dari berbagai perusahaan itu, belum ada yang mau membangun industri hilir sawit, karena CPO yang dihasilkan langsung dikirim ke industri di berbagai daerah, bahkan diekspor ke luar negeri.

Dari data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), perusahan perkebunan hanya menyumbang PAD saat membangun, seperti membangun perumahan karyawan. Sebab mereka membayar pajak Izin Mendirikan Bangunan (IMB), namun itu juga sangat kecil. Pajak yang besar dari perusahan perkebunan itu adalah pajak bumi, namun itu masuk pemerintah pusat, sehingga daerah tidak dapat apa-apa.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya