Ragam

Abrasi Pantai Pantai Tanjung Limau Pantai Muara Badak Abrasi Hutan Mangrove Yayasan Mangrove Lestari Delta Mahakam Ekosistem Mangrove Tambak Ikan Tambak Udang Tambak Muara Badak 

Bisa Tingkatkan Jumlah Panen, Petambak Ramai Tanam Mangrove di Areal Tambak



Ketua Yayasan Mangrove Lestari (YML), Nuriyawan (kiri) dan Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Salo Sumbala Sejahtera, Ramlan.
Ketua Yayasan Mangrove Lestari (YML), Nuriyawan (kiri) dan Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Salo Sumbala Sejahtera, Ramlan.

SELASAR.CO, Samarinda - Laporan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutai Kartanegara pada 2003 menunjukkan 107,221 hektare daratan Delta Mahakam telah diokupasi 10.645 tambak tradisional seluas 57.912 hektare atau 54 persen dari luas daratan. Dengan rerata tambak memiliki luas 5,4 hektare.

Hal ini pun turut disampaikan oleh Ketua Yayasan Mangrove Lestari (YML), Nuriyawan. Ia menyebutkan bahwa saat ini ada dua aspek-aspek yang membuat eksistensi mangrove terus tergerus. Pertama adalah kondisi alam. Yang kedua adalah imbas kegiatan ekonomi masyarakat.

“Selama ini kegiatan ekonomi masyarakat lebih banyak terjadi di area Delta Mahakam. Seperti yang ada di Desa Muara Badak Ulu,” ujar Nuriyawan.

Menghilanya ekosistem mangrove ini akhirnya turut dirasakan dampaknya oleh masyarakat, khususnya mereka yang bekerja sebagai pemilik tambak dan nelayan.

“Ini lah hal yang tidak disadari oleh masyarakat, bahwa ternyata ekosistem mangrove mampu memberikan fungsi jasa ekologi bagi keberlanjutan mata pencarian masyarakat di kawasan pesisir. Mengapa demikian, karena ekosistem mangrove memainkan peran penting dalam sistem mata rantai makanan di pesisir,” ungkapnya.

Oleh karena itu YML terus melakukan upaya pengembalian ekosistem mangrove. Tidak hanya memperbaiki sisi hulu, namun juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan dampak yang akan diterima di sisi hilirnya. Salah satunya yaitu meningkatnya hasil tambak warga dan tangkapan nelayan setempat

“Bersama Planète Urgance (PU) Indonesia kami sudah melakukan kerjasama pada 2013-2016. Di 2020 kami kembali menjalin kerjasama dengan planet urjong, tidak banyak yang kami tanam, kurang lebih 150.000 bibit sudah kami tanam dalam 2 tahun. Saat ini kami tidak mengejar kuantitas, tapi kami mengejar kualitas,” paparnya.

Penanaman Mangrove di areal tambak milik warga.

Hasil Penanaman Mangrove Mulai Dirasakan

Sejak 2019, Kelompok Pembudidaya Ikan Salo Sumbala Sejahtera telah aktif mengikuti program penanaman mangrove di areal tambak. Selama kurun waktu 3 tahun terakhir, perubahan cukup signifikan turut dirasakan pemilik tambak. Disampaikan Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Salo Sumbala Sejahtera, Ramlan terjadi peningkatan pada hasil panen di tambaknya.

“Setelah ada penanaman mangrove hasilnya lumayan. Karena dulu kita sistemnya itu panen per 3 bulan tapi banyak kegagalan yang dialami oleh petambak. Dengan adanya tanaman mangrove yang kita tanam di dalam tambak, bahasanya disini setiap nyorong air pasang kita panen,” ungkapnya.

Pohon mangrove yang ada di dalam area tambak ia sebut bisa menyediakan pakan-pakan alami, yang akhirnya membuat pertumbuhan hewan tambak salah satunya udang yang ia pelihara memiliki ukuran yang lebih besar. Ia menjelaskan, jika di tambak biasa udang yang dihasilkan butuh sekitar 40 ekor untuk bisa mencapai berat 1 kilogram. Di tambak dengan mangrove ini hanya butuh sekitar 15 ekor untuk bisa mencapai 1 kilogram.

“Kelebihannya mangrove di dalam tambak seperti tempat sumber makanan-makanan di akar mangrove tersebut. Dan fungsi mangrove bagi kami petambak bahwa bisa menahan tanggul, dan kedua pada saat siang hari bisa meredam panas. Jadi kalau tambak yang tidak ada mangrovenya lalu dalam kondisi cuaca panas membuat udang mulai membuat udang cepat mati. Karena begitu cuaca panas langsung ada hujan itu membuat PH air bisa turun drastis,” tuturnya.

Mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dengan penanaman mangrove, saat ini mulai banyak warga yang turut ikut mencoba metode ini. Hal ini pun berbeda dengan metode terdahulu yang dilakukan warga saat membuka tambak, yaitu dengan melakukan penebangan pada mangrove.

“Biasanya masyarakat di sini taunya jika membuka lahan tambak maka pohon mangrove ini ditebang. Saat itu daun-daun mangrove ini bertaburan. Itu yang kemudian membuat terjadinya pembusukan. Jadi apapun yang ada di dalam tambak dia engga bisa tumbuh,” pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya