Kutai Timur
Disnaker Kutim  Kekurangan Tenaga Instruktur  Tenaga Instruktur BLKI Mandiri 
Disnaker Kutim Akui Masih Kekurangan Tenaga Instruktur
SELASAR.CO, Sangatta – Guna meningkatkan keterampilan dan mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerjaan terus gencar melakukan pelatihan kerja. Namun hal tersebut belum berbanding lurus dengan jumlah tenaga instruktur untuk pembinaan keterampilan di Balai Latihan Kerja Industri Mandiri (BLKI Mandiri). Hal tersebut disampaikan langsung oleh kepala Transmigrasi dan Tenaga Kerja Sudirman Latif saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (1/3/2023)
Karena itu, pihaknya mengharapkan agar penambahan instruktur melalui pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K), bisa lebih dipermudah. Seperti halnya kemudahan pengadaan tenaga guru dan tenaga kesehatan yang selama ini dilakukan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan.
“Balai latihan kerja (BLKI) yang kami miliki masih kekurangan tenaga instruktur. Tapi bukan hanya BLKI Kutim, BLKI di daerah lain juga mengalami hal sama. Karena itu, kami dari Dinas Tranmigrasi dan tenaga kerja mengusulkan ke Pemerintah pusat agar pengadaan instruktur untuk BLKI dipermudah seperti pengadaan guru. Karena pada dasarnya, instruktur ini juga untuk mengajar,” kata Sudirman Latif
Disebutkannya, untuk instruktur las, yang ada di BLKI Kutim, saat ini hanya mengadalkan mantan instruktur las dari sebuah perusahan yang memang selama ini terfokus pada pabrikasi las di perusahan.
Berita Terkait
“Itu yang kini jadi instruktur, dengan kemampuannya dari perusahan, bisa membimbing calon welder yang dilatik BLKI, hingga berkualitas tingkat lanjut,” Terangnya
Namun untuk jangka panjang, mengingat di Kutim ini banyak tenaga kerja kontrak daerah (TK2D) yang memang pendidikannya cukup memadai, dan bisa digunakan tenaganya untuk instruktur. untuk itu, pihaknya meminta agar penambahan tenaga instruktur dari berbagai jurusan yang ada bisa dilakukan pemerintah.
“Contoh, salah satu instruktur kami, juga mantan TK2D, kebetulan lulus melalui jalur pengadaan CPNS. Sekarang sudah melalui pelatihan. Tinggal menunggu untuk menjadi instruktur, saat ada pelatihan dilaksanakan,” Jelasnya.
“Kami butuh instruktur karena memang pelatihan ini sudah mendapat perhatian Pemerintah. Tahun ini saja, BLKI Kutim mendapat 12 paket pelatihan dari Pemerintah pusat. Sementara dari APBD Kutim, mendapat 9 paket. Dengan komitmen Pemerintah untuk terus meningkatkan keterampilan calon tenaga kerja melalui pelatihan, maka itu artinya butuh instruktur yang harus siap di BLKI.” Tutupnya
Penulis: Bonar
Editor: Awan