Utama

 

Sektor Keuangan Kaltim Stabil dan Tumbuh Positif



Kepala OJK Kaltim, Made Yoga Sudharma.
Kepala OJK Kaltim, Made Yoga Sudharma.

SELASAR.CO, Samarinda - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyatakan bahwa kondisi sektor keuangan di wilayah Kaltim dalam kondisi stabil dan terjaga mendukung pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan sektor ekonomi lainnya.

Hal ini disampaikan oleh kepala OJK Kaltim, Made Yoga Sudharma, dalam keterangan persnya yang diterima di Samarinda, Senin (5/2/2024).

“Data OJK Kaltim mencatat pada Desember 2023 sektor perbankan, pasar modal dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di wilayah Kaltim terus tumbuh positif dengan risiko yang terjaga. Begitu pula kegiatan edukasi dan inklusi keuangan terus dilakukan untuk semakin melindungi konsumen dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Made.

Menurut Made, kinerja perbankan di Kaltim menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari peningkatan aset dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Aset perbankan di Kaltim terus meningkat tercatat sebesar Rp174,92 triliun atau meningkat sebesar 12,06 persen (yoy) dari posisi Desember 2023. Total DPK perbankan terus meningkat menjadi sebesar Rp155,76 triliun atau meningkat 6,47 persen (yoy). Komposisi DPK di Kaltim didominasi oleh tabungan dan giro dengan porsi sebesar Rp116,33 triliun atau sebesar 75 persen dari total DPK.

“Kegiatan usaha terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat pada kredit lokasi bank dan lokasi proyek pada Desember 2023. Penyaluran kredit bank yang berlokasi di Kaltim tercatat sebesar Rp88,76 triliun atau tumbuh 12,66 persen (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit bank yang berlokasi proyek di Kaltim tercatat sebesar Rp185,02 triliun atau tumbuh 12,60 persen (yoy) dibandingkan posisi Desember 2022,” lanjut Made.

Made menambahkan, dari tingkat risiko yang ditunjukkan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross 2,01 persen dan NPL net 0,84 persen untuk kredit lokasi bank, dan NPL gross 1,11 persen dan NPL net sebesar 0,45 persen untuk kredit lokasi proyek.

“Kegiatan sektor usaha secara serempak bertumbuh dibandingkan dengan periode Desember 2022. Berdasarkan lokasi bank, sektor usaha pemilikan peralatan rumah tangga (pinjaman multiguna) memiliki kontribusi sebesar 20,50 persen dengan pertumbuhan 10,08 persen (yoy). Adanya kebutuhan akan barang konsumsi mengakibatkan tingginya penyaluran kredit untuk membiayai sektor tersebut. Berdasarkan lokasi proyek, sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor usaha yang memiliki kontribusi terbesar yaitu 24,73 persen dengan kenaikan sebesar 40,59 persen (yoy),” papar Made.

Made juga mengungkapkan, jumlah investor instrumen pasar modal di Kaltim terus mengalami peningkatan setiap periodenya sejalan dengan tingginya minat investasi di kalangan masyarakat. Jumlah investor saham yang tercermin dalam nilai Single Investor Identification (SID) periode Desember 2023 tercatat sebanyak 89.282 SID atau meningkat sebesar 23,3 persen (yoy) dibandingkan Desember 2022. Penyumbang investor saham terbesar pada periode ini berada di Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara yaitu masing-masing sebesar 29.329 SID, 26.473 SID, dan 8.557 SID.

“Di samping instrumen saham, instrumen reksadana juga menjadi pilihan investasi di kalangan masyarakat. Jumlah investor reksadana pada Desember 2023 tercatat sebanyak 203.855 SID, naik sebesar 22,46 persen (yoy) dibanding Desember 2022. Penyumbang investor reksadana terbesar berada di Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara yaitu masing-masing sebesar 59.158 SID, 56.800 SID, dan 27.513 SID,” jelas Made.

Made juga menyebutkan, per November 2023, total penyaluran pembiayaan di Kaltim mencapai Rp24,71 triliun, atau meningkat sebesar 28,90 persen (yoy). Penyaluran pembiayaan terbesar ditujukan pada sektor ekonomi pertambangan dan penggalian sebesar 38,93 persen dari total penyaluran pembiayaan dengan nilai sebesar Rp9,62 triliun.

“Adapun daerah yang menyalurkan pembiayaan terbesar adalah Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu sebesar Rp5,55 triliun, disusul Kota Samarinda sebesar Rp5,34 triliun, dan Kota Balikpapan sebesar Rp4,94 triliun,” tutup Made.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya