Kutai Kartanegara
Tekan Angka Stunting Stunting di Kukar Penanganan Stunting Penanganan Stunting di Kukar Pemkab Kukar Survei Status Gizi Indonesia 
Kesuksesan Kukar Tekan Angka Stunting Dilirik Pemkot Bontang
SELASAR.CO, Tenggarong - Suksesnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) dalam menekan angka stunting di daerah mendapat perhatian positif dari salah satu daerah di Kalimantan Timur (Kaltim), yaitu Bontang.
Kesuksesan itu membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang bertandang ke Kukar, dengan tujuan untuk melakukan studi tiru soal kiat-kiat yang dilaksanakan dalam menekan angka stunting. Kedatangan Pemkot Bontang ke Kukar yang dipimpin oleh Asisten I Pemkot Bontang, Dasuki disambut hangat oleh Pemkab Kukar yang diwakili Sekkab Kukar, Sunggono di Gedung Aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar.
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Studi Kasus Indonesia (SKI), privalensi stunting di Kota Bontang mengalami peningkatan. Bahkan, kasus stunting teraebut meningkat menjadi 27,4 persen. Padahal, Berbagai upaya dan strategi yang dilakukan oleh Pemkot Bontang dalam menekan angka sunting terus dilalukan. Namun, hingga kini belum bisa mencapai target yang ditentukan.
"Kami membawa tim lengkap untuk mempelajari ini dan kami sangat berharap banyak dengan kedatangan ini bisa membawa banyak bekal ilmu," ujar Dasuki.
Berita Terkait
Sementara itu, Sekkab Kukar, Sunggono, menjelaskan, bahwa Pemkab Kukar telah melakukan delapan aksi konvergensi untuk percepatan penurunan angka stunting di daerah. Salah satu langkah strategisnya, melakukan inovasi dengan gerakan keluarga peduli pencegahan dan atasi stungting yang dikenal dengan sebutan Raga Pantas sejak 2019 lalu. Inovasi tersebut berfokus pada lima pantas, yaitu pantas sehat, pantas pendidikan, pantas pangan, pantas tempat tinggal dan pantas sejahtera.
"Mungkin di daerah lain tidak terpikir, bahwa penanganan stunting berbasis keluarga. Hal tersebut kami sadari di tahun 2019, artinya pendekatan konvergensi stunting itu harus dilakukan berbasis keluarga. Dengan begitu, kaksus stunting tidak bermunculan yang baru," jelas Sunggono.
1.000 hari pertama kehidupan dan melakukan penyuluhan kepada calon pengantin juga menjadi upaya Pemkab Kukar dalam mengatasi masalah stunting. Selain itu, Pemkab Kukar juga menerapkan inovasi paket asuh lima pantas dalam penangan stunting. Inovasi ini disebut sebagai Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Bahkan, Inovasi BAAS ini tengah mendapat dukungan para pemangku kepentingan di Kukar.
"Sehingga, anak-anak yang mengalami masalah gizi seperti stunting, wasting dan underweight dapat diperhatikan dengan baik," terangnya.
Pentingnya penanganan stunting ini juga terus disuarakan oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah. Bagi anak-anak yang mempunyai potensi stunting dan kurang gizi harus diberikan pemberian makanan tambahan (PMT). Selain itu, anjuran pemeriksaan secara rutin ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) juga turit disuarakan oleh Bupati Edi Damansyah.
"Sehingga, banyak pihak yang harus terlibat dalam penanganan (stunting) ini, mulai dari pemerintah hingga orangtua. Kami menargetkan 2025 Kukar zero stunting," tutup Sunggono.
Penulis: Juliansyah
Editor: Awan