Ragam

Varietas Unggul Lai-Durian Buah Khas Kaltim Buah Khas Kalimantan Universitas Mulawarman Unmul LP2M Unmul Prof. Widi Sunaryo 

Unmul Kembangkan Varietas Unggul Lai-Durian, Buah Khas Kaltim



Prof. Widi Sunaryo, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unmul. Foto: Selasar/Boy
Prof. Widi Sunaryo, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unmul. Foto: Selasar/Boy

SELASAR.CO, Samarinda - Tim peneliti Universitas Mulawarman (Unmul) di bawah pimpinan Prof. Widi Sunaryo, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unmul, tengah mengembangkan riset unggulan terkait varietas lai-durian, buah khas Kalimantan Timur yang kini telah ditetapkan sebagai varietas unggul nasional.

Prof. Widi menjelaskan, penelitian ini merupakan kelanjutan dari riset-riset terdahulu yang telah dilakukan sejak tahun 2014 melalui program hibah Riset Unggulan dari Kementerian Keuangan. Fokus penelitian diarahkan pada eksplorasi dan pengembangan genetika buah lai-durian, hasil persilangan alami antara durio kutejensis (lai khas Kutai) dan durio zibethinus (durian umum di pasaran).

“Kami melanjutkan penelitian yang sudah dimulai sejak 2014. Saat itu kami meneliti lai-durian karena memiliki potensi besar rasanya manis, warna daging buah kuning cerah, teksturnya lembut, dan masa simpannya panjang,” jelas Prof. Widi.

Hasil penelitian menunjukkan, beberapa jenis lai-durian asal Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, seperti Lai Mandang (Kutai Kartanegara), Hulai Sentawar (Kutai Barat), dan Lekayan (Bulungan), memiliki keunggulan mutu yang diakui secara nasional. Ketiganya kemudian dilepas sebagai varietas unggul nasional melalui rekomendasi Dinas Pertanian Kalimantan Timur. Namun, Prof. Widi menilai pengembangannya di masyarakat masih terbatas.

“Pohon-pohon lai-durian ini masih jarang ditemukan. Padahal nilai ekonominya tinggi. Kalau berbuah, masyarakat sampai berebut untuk mendapatkannya,” ujarnya.

Untuk memperluas budidaya, tim peneliti Unmul bekerja sama dengan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim mengembangkan perbanyakan vegetatif melalui metode penyambungan dan okulasi, karena tanaman durian bersifat open pollinated atau penyerbukan terbuka, sehingga tidak bisa diperbanyak dengan biji.

“Kami kembangkan dua sistem perbanyakan. Tahun ini kami kembali mendapat pendanaan untuk memproduksi bibit unggul Laimandang dan Hulai Sentawar,” terang Prof. Widi.

Bibit tersebut akan dikembangkan di Kutai Kartanegara dan Kutai Barat sebagai daerah sentra awal.

Prof. Widi menegaskan, model pengembangannya akan berbasis masyarakat, bukan kelompok tani, agar lebih berkelanjutan.

“Setiap rumah di daerah sentra akan diberi 1–3 bibit lai-durian dan didampingi dalam perawatan. Dengan begitu, masyarakat punya rasa memiliki dan turut menjaga tanaman ini,” katanya.

Ia berharap, melalui program ini lai-durian dapat menjadi ikon buah lokal Kalimantan Timur, sekaligus oleh-oleh khas yang membedakan daerah ini dari wilayah lain di Indonesia.

“Kalau nanti orang datang ke Ibu Kota Nusantara (IKN), kita ingin mereka mengenal dan membawa oleh-oleh khas kita: lai-durian, bukan durian biasa,” tutup Prof. Widi.(adv/unmul)

Penulis: Boy
Editor: Awan

Berita Lainnya