Lingkungan

kabut asap  kabut asap di samarinda kemarau kaltim 

Kabut Asap Samarinda Menipis, Musim Hujan Baru Datang Akhir Oktober



Aktifitas bandara APT Pranoto kembali normal
Aktifitas bandara APT Pranoto kembali normal

SELASAR.CO, Samarinda - Setelah sempat terpantau lebih dari sepekan kabut asap menutupi Samarinda, hari ini, Sabtu (21/9/2019) kepekatan asap mulai menipis. Dari pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda, konsentrasi kabut asap hanya terjadi pada pagi dan sore dengan jarak pandang di bawah satu kilometer. Sementara untuk siang hari jarak pandang rata-rata sudah berada di kisaran lima kilometer. Hal ini disampaikan oleh Trisno, Prakirawan BMKG Samarinda.

“Untuk kabut asap di Samarinda secara umum sudah mulai menipis. Namun yang masih pekat itu pada pagi karena bercampur juga dengan udara basah. Namun, di atas pukul 10.00 Wita saat ini jarak minimal penerbangan juga sudah terlewati,” ujarnya.

Faktor berubahnya arah angin yang saat ini bertiup dari tenggara ke arah barat, menjadi salah satu penyumbang terbesar menipisnya kabut asap di Samarinda. Sementara untuk titik api (hot spot) di Kaltim saat ini jumlahnya masih fluktuatif. Tercatat hingga hari ini masih terdapat 199 titik hot spot di kaltim. Dari delapan kabupaten/kota terbanyak ada di Kukar, kemudian Kutim, Berau, Kubar, dan Mahulu. Sementara untuk Samarinda saat ini tidak terpantau adanya titik api. “Sekarang angin bertiup dari sekitar Selat Makassar ke arah barat, kita diuntungkan oleh itu. Kalau titik api sebenarnya masih fluktuatif jumlahnya di Kaltim,” ungkapnya.

Untuk musim hujan, BMKG memperkirakan baru terjadi pada dasarian tiga (hari ketiga puluh) Oktober di Samarinda. Meski begitu, sebagian wilayah di Kaltim saat ini telah mengalami hujan, meski masih belum merata dan dengan intensitas ringan. 

“Kemarin di Samarinda hujan sekitar Kelurahan Tanah Merah dan Sungai Siring, tapi tidak begitu deras. Hujan memang saat ini mulai turun namun sifatnya masih lokal, hanya spot-spot tertentu,” katanya.

Diketahui angka kebakaran di Samarinda mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tercatat dari Januari 2019 hingga pertengahan September, angka kebakaran kurang lebih sebanyak 400 kasus dengan dominasi oleh kebakaran lahan. Angka ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan angka kebakaran selama tahun 2018 yaitu sekitar 390 kejadian. Meningkatnya angka kebakaran lahan ini turut dibenarkan oleh Nursan, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Samarinda. 

“Pada tahun ini memang mendominasi kebakaran lahan, dari data yang kami miliki hingga pertengahan September, sudah tercatat 53 kebakaran lahan. sementara di Agustus tercatat hanya 51 kasus,” sebutnya.

Dinas Damkar Samarinda pun telah melakukan sistem baru dengan mendirikan pusat komunikasi dan informasi. Nursan mengklaim dengan adanya sistem ini petugas damkar dapat sampai ke lokasi kebakaran yang dilaporkan oleh warga kurang dari 10 menit. “Dengan adanya pusat komando komunikasi informasi ini, kami dapat memberi perintah kepada posko damkar terdekat dengan lokasi kebakaran. Saat ini jarak cakupan posko kami paling jauh hanya 5 kilometer, dengan jarak tempuh 5-7 menit,” ungkapnya. (fan)

Berita Lainnya