Utama

tpa bukit pinang  Asap Pekat Polusi Udara Kebakaran Sampah kabut asap   Asap Pekat di Samarinda 

Sudah Hampir Seminggu, Asap Pekat dari TPA Bukit Pinang Masih Terjadi



Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Bukit Pinang di Jalan Pangeran Suryanata.
Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Bukit Pinang di Jalan Pangeran Suryanata.

SELASAR.CO, Samarinda - Asap nampak semakin pekat di udara saat reporter media ini mulai mendekati lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Bukit Pinang di Jalan Pangeran Suryanata, Kelurahan Bukit Pinang, Samarinda Ulu. Meski menggunakan masker, masih tercium aroma asap setibanya kami di tempat yang menjadi perhentian terakhir sampah-sampah warga kota Tepian. Seperti diketahui, sudah hampir satu minggu ini asap pekat keluar dari tumpukan sampah yang terbakar di dalam TPA tersebut. Usai tertiup angin asap tebal ini pun sampai bisa terlihat di pusat Kota Samarinda.

Kami mengunjungi TPA Bukit Pinang pada Rabu (9/2/2022), untuk melihat langsung kondisi terkini asap yang keluar dari area tersebut. Saat itu, terpantau kepulan asap yang keluar tidak lagi sepakat minggu lalu. Belakangan hujan yang turun beberapa hari terakhir membantu mengurangi kobaran api yang ada di TPA Bukit Pinang. Saat ini kepulan asap tebal terpantau hanya terjadi di salah satu tumpukan sampah yang berada tidak jauh dari kolam penampung air lindi TPA Bukit Pinang.

Ditemui secara terpisah, Humas Disdamkar Hery Suhendra mengatakan bahwa proses pemadaman sebenarnya sudah dilakukan. Namun karena titik api yang terpendam di dalam tumpukan sampah, sehingga sedikit menyulitkan proses pemadaman.

"Penindakan yang terakhir kami lakukan itu selama tiga hari, mulai hari pertama kejadian di Jumat 4 Februari 2022 lalu. Kita juga tidak bisa langsung semprot dari atas, karena titik apinya tidak terlihat. Harus dibongkar dulu dengan alat berat milik DLH," tegasnya.

Dirinya menyebut, meski sudah dilakukan upaya pemadaman berhari-hari api tidak akan padam secara total. Hal ini karena adanya kandungan semacam gas hasil pemuaian yang menyebabkan api tetap menyala. Oleh karena itu pihak Disdamkar hanya mengupayakan agar kobaran api tidak membesar hingga membuat kepulan asap.

"Karena kita tahu namanya barang-barang bekas kalau dibiarkan lama akan memuai dan bisa menumpuk jadi semacam gas, jadi itulah yang menyebabkan menyebarnya titik kebakaran. Jadi mirip seperti kebakaran lahan gambut yang titik apinya terpisah-pisah," pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya