Ragam
Salat Istisqa samarinda hujan kaltim kemarau 
Pagi Ribuan Warga Salat Istisqa, Sore Hujan Turun di Samarinda
Samarinda - Ribuan umat muslim mengikuti salat istisqa atau salat minta hujan di area parkir GOR Segiri Samarinda, Sabtu (28/9/2019) pagi. Salat ini digelar MUI Kaltim setelah lebih dari sebulan kemarau melanda Kota Tepian.
Selain masyarakat umum, salat minta hujan ini juga diikuti beberapa pejabat dari Pemprov Kaltim dan Pemkot Samarinda, serta ribuan pelajar. Dimulai pukul 07.30 Wita, salat minta hujan dipimpin KH Subhan sebagai imam, dengan tata cara dua rakaat dengan tujuh takbir pada rakaat pertama, dan lima takbir pada rakaat kedua, mirip dengan pelaksanaan salat hari raya.
Setelah salam, salat dilanjutkan dengan khutbah yang disampaikan KH Fakhruddin Wahab. Dalam khutbahnya, Fakhruddin yang juga imam Islamic Center Samarinda mengingatkan jemaah untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri atas apa yang menimpa Samarinda akhir-akhir ini. Dari kemarau panjang, kabut asap, hingga kesulitan air di beberapa daerah karena intrusi air laut.
Isran Noor, Gubernur Kaltim yang turut hadir mengatakan, salat istisqa ini merupakan salat sunnah muakkadah yang juga pernah dilakukan oleh Rasulullah saat mengalami keadaan kemarau panjang hingga kesulitan air. "Saya kira ini bukti kepedulian umat Islam, dan para tokoh agama Islam yang hadir dalam kesempatan ini untuk bersama-sama mengikuti salat jamaah istisqa, mudah-mudahan dikabulkan Allah SWT," ungkap Isran.
Senada dengan pesan khatib, Isran juga meminta masyarakat memohon ampun kepada Tuhan sehingga hujan segera turun. "Banyak-banyak istigfar, banyak bersalawat supaya diberikan kemudahan dan diampuni dosanya," katanya.
Ketua MUI Kaltim, KH Hamri Has berterima kasih kepada masyarakat yang sudah hadir dalam pelaksanaan salat istisqa hari ini. Pihaknya tidak menyangka jemaah membanjiri lapangan parkir GOR Segiri hingga ribuan orang, padahal estimasi awal hanya ditarget lima ratusan orang.
Meski beberapa tokoh Islam di Samarinda berpendapat belum perlu diadakannya salat istisqa. Namun MUI Kaltim berpendapat, pelaksanaan salat minta hujan ini tetap perlu digelar karena ketiadaan hujan yang mulai mengakibatkan sejumlah masalah. "Seperti beberapa kali ada penundaan sampai pembatalan penerbangan karena kabut asap, bahkan sudah menimbulkan beberapa penyakit," pungkas Hamri.
Dari pantauan redaksi STV, hujan mulai mengguyur beberapa wilayah di Samarinda dengan intensitas rendah, pada Sabtu (28/9/2019) pukul 14.30 Wita. Selain Samarinda, hujan juga turun di Tenggarong Kukar.
Penulis: Fathur
Editor: Er Riyadi