Utama
banjir samarinda banjir Lebaran 2020 
Dan Terjadi Lagi! Warga Lebaran bersama Banjir, Pemkot Tak Belajar dari Pengalaman
SELASAR.CO, Samarinda – Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali. Pepatah itu ditujukan bagi mereka yang tak belajar dari pengalaman. Pemerintah Kota (Pemkot) memang bukan keledai, namun seringkali tidak mengambil pelajaran dari pengalaman. Tahun lalu sebagian warga Kota Tepian kebanjiran saat merayakan lebaran. Pada lebaran tahun ini, mereka kembali berlebaran bersama banjir.
Selain beragam ucapan selamat Idulfitri, linimasa media sosial warga Samarinda diramaikan foto-foto dan video banjir yang melanda beberapa kawasan. Seperti di Sempaja, Jalan Pemuda, Jalan S Parman, dan lain-lain.
"Depan rumah sudah sedada dewasa," kata Deacy Andryanie Enanie, warga Perum Griya Mukti, Samarinda Utara. Pada malam takbiran, menjelang 1 Syawal, ia membantu mengungsikan bayi yang merupakan keponakannya.
Tahun lalu, banjir juga menghampiri kediaman ibu seorang anak ini pada saat merayakan lebaran. "Tahun ini "baru" dua kali banjir, biasanya setahun atau dua tahun sekali. Ini lebih sering," ujarnya.
Berita Terkait
Widya Wardhani, warga Jalan S Parman Gg 2 (tepat depan Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda), mengalami hal serupa. "Di dalam rumah sudah selutut," katanya. Kue lebaran terpaksa diamankan ke atas loteng karena meja tamu sudah tenggelam.
Dalam setahun ini, ia sudah tiga kali mengalami kebanjiran. Perempuan yang akrab disapa Wiwid ini mempertanyakan langkah antisipasi Pemkot. "Bagaimana ini ke depannya? Haruskah tiap tahun begini? Gak ada antisipasinya, kah? Memungkinkan gak kalau perluasan bendungan? Atau debit airnya dijaga lah, jangan sudah mendekati merah baru dibuka membabi-buta," ujarnya.
"Silakan mereka studi banding ke kota lain yang cukup berhasil mengatasi banjir, tapi diterapkan, cari orang-orang yang berpengalaman, jangan cuma dapat proyek jalan-jalan aja," lanjut Wiwid dengan nada kesal.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda belum menetapkan banjir yang melanda di lebaran Idulfitri 1441 Hijriah sebagai tanggap darurat. Hal ini dikarenakan daerah terdampak merupakan wilayah yang memang langganan banjir.
“Banjir kita ini masih status siaga darurat, belum kita mintakan untuk dinaikkan jadi tanggap darurat karena masih bisa kita atasi,” ujar Sekretaris BPBD Samarinda, Hendra AH dihubungi via telepon, Minggu (24/5/2020).
Kendati personel BPBD terbagi karena bersamaan dengan penanganan Covid-19 di Kota Tepian, Hendra optimistis masih bisa menangani. Hal tersebut tidak lepas adanya turut serta relawan yang ambil peran membantu korban banjir.
Hendra mengaku telah menurunkan perahu karet sebanyak 8 unit di daerah yang paling terdampak oleh banjir kali ini. Di antaranya daerah Bengkuring, Griya Mukti, dan Desa Budaya Pampang.
Ia melanjutkan, saat ini masyarakat masih banyak yang bertahan di rumah masing-masing. “Kalau di lapangan belum ada yang mengungsi, kecuali yang di Terong Pipit (Bengkuring) karena memang daerahnya paling rendah,” imbuh Hendra.
Lebih lanjut, Hendra memperkirakan banjir akan segera surut dalam dua tiga hari ke depan. Hal itu dikarenakan banjir di Desa Budaya Pampang telah surut, tinggal daerah hilir Bendungan Lempake.
“Tinggi muka air (TMA) di Bendungan Lempake itu sudah mulai turun semalam sampai 106 cm, tapi siang ini sudah 96 cm. BMKG juga mengatakan curah hujan tertinggi itu kemarin (22/5) saja, sekarang sudah tidak lagi. Tapi kalau memang dalam dua atau tiga hari ke depan semakin parah, kita akan dirikan Posko Kesehatan,” jelas Hendra.
Sementara itu, Manajer Pusdalops BPBD Samarinda Ifran menambahkan ada dua kecamatan yang sangat terdampak dalam banjir. Yaitu Kecamatan Samarinda Utara, dan Sungai Pinang.
“Untuk jumlah yang terdampak itu ada sekitar 4 ribu jiwa di Samarinda Utara, sedangkan Sungai Pinang masih kita rekap,” jelasnya.
Lebih lanjut kondisi banjir di lapangan mulai sedikit demi sedikit ada penurunan. “Ini sudah mulai surut, tadi pagi tertahan karena Mahakam sedang pasang. Insya Allah bisa cepat surut banjir kali ini,” tandas Ifran.
Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan