Ekobis

PBB ECOSOC Kelompok Asia-Pasifik 

Indonesia Jadi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, Aktif Dorong Pembangunan Berkelanjutan



Wakil Tetap RI untuk PBB Dian Triansyah Djani mengikuti pemilihan anggota ECOSOC yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB di New York, Rabu (17/6/2020)/Antara - PTRI New York
Wakil Tetap RI untuk PBB Dian Triansyah Djani mengikuti pemilihan anggota ECOSOC yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB di New York, Rabu (17/6/2020)/Antara - PTRI New York

SELASAR, Bekasi - Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council/ECOSOC) Perserikatan Bangsa Bangsa periode 2021-2023 dari Kelompok Asia-Pasifik. Pemilihan berlangsung tertutup di Markas Pusat PBB di New York pada 17 Juni 2020 pagi waktu setempat.

Berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri Indonesia di Jakarta, Kamis (18/6/2020), berbeda dari proses sebelumnya, pemilihan kali ini diselenggarakan tanpa sidang pleno sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19).

Perwakilan masing-masing Perutusan Tetap di New York hadir untuk memberikan suara. Indonesia memperoleh 186 suara dari total 190 suara. Selain Indonesia, Jepang (185 suara) dan Kepulauan Solomon (187 suara) juga terpilih mewakili Kelompok Asia-Pasifik.

Sementara Guatemala, Bolivia, Argentina, dan Meksiko, terpilih mewakili Kelompok Amerika Latin dan Karibia. Bulgaria terpilih di Kelompok Eropa Timur. Libya, Liberia, Nigeria, Madagaskar dan Zimbabwe terpilih di Kelompok Afrika. Sedangkan Austria, Jerman, Portugal, Inggris, dan Prancis, terpilih untuk mewakili Kelompok Eropa Barat dan lainnya.

Sebagai anggota ECOSOC, Indonesia berkomitmen berpartisipasi aktif mendorong upaya pencapaian agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030.

Indonesia juga akan terus berupaya meningkatkan peran dalam pembahasan isu-isu strategis terutama pada Badan-Badan Khusus di bawah ECOSOC di antaranya FAO, WHO, IMO, ICAO, dan IAEA.

Terpilihnya Indonesia di ECOSOC memiliki arti penting. Pertama, pemanfaatan platform ECOSOC dalam mendorong upaya pemulihan ekonomi dan sosial pasca-pandemi corona. Lalu, menjadi refleksi kepemimpinan global Indonesia dalam mendorong akselerasi pencapaian SDGs. Terakhir, manfaat pemajuan program prioritas nasional yang sejalan dengan SDGs sekaligus berkontribusi dalam transformasi ekonomi, khususnya pada sektor ekonomi mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa.

ECOSOC merupakan salah satu dari enam Badan Utama PBB yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan bidang ekonomi dan sosial. Terutama, terkait ruang lingkup kerja 15 Badan-Badan Khusus, delapan Komisi Fungsional, dan lima komisi regional di bawah kewenangannya.

ECOSOC terdiri dari 54 negara anggota yang dipilih setiap tahunnya untuk masa tugas 3 tahun secara tumpang tindih.

Ini merupakan kali ke-12 Indonesia menjadi anggota ECOSOC setelah terakhir pada periode 2012-2014. Sebelumnya Indonesia menempati posisi tersebut pada periode 1956-1958; 1969-1971; 1974-1975; 1979-1981; 1984-1986; 1989-1991; 1994-1996; 1999-2001; 2004-2006; dan 2007-2009.

Selama sejarah panjang menjadi anggota ECOSOC, Indonesia telah dua kali dipercaya menjadi Presiden ECOSOC yakni pada tahun 1970 dan 2000. Selain itu, Indonesia pernah menjadi Wakil Presiden ECOSOC pada tahun 1969, 1999, dan 2012.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya