Kutai Timur
ternak domba Distanak kutim sapi bali brahman cros
Ternyata Domba Tidak Boleh Diternak di Kaltim, Ini Alasannya
SELASAR.CO, Kutai Timur - Dinas pertanian dan peternakan (Distanak) Kutai Timur (Kutim) tidak membolehkan ternak domba di Kaltim. Hal ini diungkapkan Kepala Distanak Kutim, Sugiono . Aturan ini mengacu kepada SK Gubernur Kaltim, tentang pelarangan peternakan domba. Selain itu menurutnya domba bisa membawa penyakit panas bagi sapi bali, yang saat ini telah diternak secara massal di Kaltim.
“Domba ini membawa penyakit panas pada sapi bali. Ini khusus sapi bali. Karena itu, sudah ada SK Gubernur, untuk melarang peternakan domba di seluruh Kaltim, karena memang sudah memilih sapi bali, untuk diternak secara massal”. ujarnya kepada sejumlah awak media.
Sugiono menjelaskan meski sapi jenis lainnya, seperti brahman cros, sapi dari sulawesi, tidak masalah dirawat bersama domba, namun sapi bali tidak bisa dirawat bersama dengan domba.
“Makanya, domba yang didatangkan warga Bontang, kemudian dipelihara di Teluk Pandan, Kutim, itu terus dipantau Distanak. Tidak boleh diternak, di silahkan untuk dipotong hingga habis,” jelasnya.
Berita Terkait
Kabid Peternakan Mardi Suadmin menambahkan selama ini dalam pengadaan bibit sapi, pemerintah lebih sering memilih sapi bali karena berbagai keunggulan. Diantaranya, Keunggulan sapi bali tampak pada hidupnya yang sederhana, mudah dikendalikan dan jinak. Sapi bali dapat hidup dengan memanfaatkan hijauan yang kurang bergizi, tidak selektif terhadap makanan, dan memiliki daya cerna terhadap makanan serat yang cukup baik.
“tak hanya itu, sapi bali juga mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, terutama pada daerah baru yang belum ada ternak sapi atau belum mengenal budidaya pemeliharaan sapi”. bebernya
Sapi bali termasuk ternak dwiguna, yaitu dapat dimanfaatkan sebagai ternak kerja dan ternak potong. Sebagai ternak kerja, sapi bali tergolong kuat dan cepat dalam mengerjakan lahan pertanian karena memiliki kaki yang bagus dan kuat dibandingkan dengan sapi lainnya.
Penulis: Bonar
Editor: Faidil Adha
