Kutai Timur

Kasus positif Corona di Kutim Positif Corona di Kutai timur penambahan corona Dinas Kesehatan Kutim 

Covid-19 Mulai Serang Perkantoran di Kutim



Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang
Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang

SELASAR.CO, Sangatta – Kasus positif virus corona (Covid-19) di Kabupaten Kutai Timur terus mengalami peningkatan. Dari catatan Dinas Kesehatan Kutim, hingga Rabu (23/09/2020), jumlah terkonfirmasi sudah 306 kasus. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, virus corona sudah merangsek ke beberapa perkantoran Bukit Pelangi Sangatta, seperti Bappeda, Dinas Perhubungan, dan Kesbangpol.

Menanggapi hal tersebut, Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang mengaku penyebaran wabah virus corona di Kutim sudah mulai masuk ke kantor-kantor. Oleh sebab itu, dirinya mengimbau setiap kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk tidak memberikan tugas perjalanan dinas luar kepada sejumlah pegawainya jika tidak terlalu penting.

“Cukup kita melakukan isolasi di dalam. Tapi memang ini juga akan jadi masalah. Pasti nanti akan teriak. Kami mau balik ke Samarinda mau ketemu keluarga. Ini risikonya itu tadi, atau ketika terpapar jangan masuk kantor. Karena jika masuk kantor, pasti heboh,” jelasnya.

Kasmidi juga mencontohkan dirinya yang pernah dinyatakan terkonfirmasi positif corona. “Contohnya seperti saya, meskipun tidak ada kejadian yang luar biasa, tapi saya tidak masuk kantor. Nanti setelah dinyatakan fit baru masuk. Kalau masuk kantor ada saja, mungkin bukan bawaan dari dia, tapi karena ada komunikasi, kemungkinan bisa tertular,” ungkapnya.

Karena penyebaran virus corona mulai masuk ke perkantoran, Kasmidi mengimbau kepada seluruh kepala OPD untuk melakukan seleksi ke sejumlah pegawainya sebelum diberikan tugas. “Kalau kurang fit, apalagi ke zona merah atau ke pulau Jawa, mungkin diseleksi lagi orangnya yang mau berangkat,” ujarnya.

Selain itu, menurut Kasmidi, sebenarnya pihaknya punya keinginan untuk melakukan tes swab secara massal bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemkab Kutim. Namun, karena terkendala biaya swab yang mahal, sehingga hal tersebut sulit dilakukan.

“Belum lagi alat yang kita punya per harinya hanya bisa delapan sampel. Makanya kita kerjakan bertahap. Tapi kalau untuk rapid test, nanti kita usahakan semua SKPD untuk rapid test,” tegasnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya