Kutai Timur
mahyunadi  lulu-kinsu  mahyunadi-kinsu  pilkada-kutim  makin-maju-program-mahyunadi-kinsu  pilbub-kutim  berita-kutim 
Mahyunadi-Kinsu Prioritaskan Infrastruktur, Pastikan Seluruh Jalanan di Kutim Mulus
SELASAR.CO, Sangatta - Meningkatnya angka kemiskinan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tentu harus menjadi perhatian. Peningkatan sebesar 0,26 persen dari tahun 2018 ke 2019 harus disikapi bersama.
Pada tahun 2018, angka kemiskinan Kutim mencapai 33.024 orang. Angka tersebut naik menjadi 35.310 orang pada tahun 2019. Terjadi peningkatan penduduk miskin sebesar 2.286 orang. Dari 9,22 persen di 2018 menjadi 9,48 persen pada 2019.
Calon Bupati Kutim, Mahyunadi mengungkapkan, faktor utama meningkatnya angka kemiskinan adalah pembangunan infrastruktur yang tidak merata. Khususnya kondisi jalan yang menghubungkan antardaerah, antarkecamatan, dan antardesa.
Berdasarkan kondisi saat ini, jalan yang kondisinya baik hanya sepanjang 125,42 kilometer, rusak sedang 442,95 kilometer, rusak ringan 171,49 kilometer, dan rusak berat sepanjang 365,89 kilometer. Lantaran konektivitas antarwilayah terhambat, berpengaruh besar terhadap kondisi perekonomian masyarakat.
Berita Terkait
“Kami akan menambah ruas dan peningkatan kualitas jalan. Tujuannya adalah menghubungkan semua wilayah di Kutim. Dengan demikian, konektivitas antarwilayah bisa terhubung, sehingga alur lalu lintas barang dan kebutuhan menjadi lancar,” kata ketua DPRD Kutim 2014-2019 itu.
Calon nomor urut satu itu memiliki komitmen tinggi mewujudkan pembangunan infrastruktur Kutim yang merata dan proporsional. Tidak hanya berimbas pada pertumbuhan ekonomi, kualitas jalan yang baik juga akan mempermudah transportasi.
“Saya sudah kunjungi seluruh desa di Kutim. Masalahnya itu sama, infrastruktur. Terutama kondisi jalan yang susah untuk dilewati. Bersama Lulu Kinsu, persoalan infrastruktur jalan akan selesai selama satu periode kepemimpinan kami,” tegasnya.
Pembangunan infrastruktur lain yang digesa Mahyunadi-Kinsu adalah penyelesaian pelabuhan laut Sangatta dan pembangunan bandara. Belum berfungsinya pelabuhan laut Sangatta yang merupakan jalur tol laut rute 8 yang ditetapkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 menjadi penghambat pembangunan Kutim.
Jika pelabuhan tuntas, akses barang keluar-masuk dari luar Kaltim akan langsung menuju Kutim. Dengan demikian, Kutim tidak akan menjadi hub untuk distribusi barang-barang ke seluruh Kaltim. Hal itu juga berimbas pada perputaran roda perekonomian bagi masyarakat Kutim.
Berikutnya adalah belum berfungsinya Bandara Sangkima. Pelabuhan dan bandara merupakan syarat utama majunya sebuah daerah. Dengan terealisasinya Bandara Sangkima, Kutim akan menjadi kabupaten maju. Keberadaan bandara tidak hanya sebagai pintu, melainkan juga bisa menjadi daerah transit.
“Pelabuhan dan bandara juga menjadi prioritas kami. Kutim makin maju jika memiliki pelabuhan dan bandara yang representatif. Investor akan berdatangan, investasi terus tumbuh, perekonomian meningkat, dan tentunya masyarakat Kutim akan sejahtera,” tambah Kinsu.
Program berikutnya adalah elektrifikasi listrik dan sambungan instalasi PDAM di semua desa. Kendala yang dihadapi Kutim saat ini adalah pasokan listrik dan air. Saat ini, keduanya menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat Kutim yang harus dipenuhi.
Tercatat, elektrifikasi listrik PLN baru ada di 82 persen desa dari 141 desa di Kutim. Sementara layanan air bersih PDAM baru ada di 43 desa dari 141 desa. Mahyunadi-Kinsu memastikan bahwa persoalan listrik dan air akan tuntas.
“Dengan dukungan dari sebagian besar kursi di DPRD Kutim, insya Allah program-program Mahyunadi-Kinsu untuk perubahan Kutim makin maju bisa terwujud,” tutup Mahyunadi.
Untuk informasi, Mahyunadi-Kinsu didukung 23 kursi dari 40 kursi di DPRD Kutim. Dia diusung koalisi Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), serta Partai Amanat Nasional (PAN). Juga didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Penulis: Gunawan
Editor: Awan