Kutai Timur

Dinkes Kutim pandemi Covid-19 DBD Demam Berdarah Kasus DBD Nyamuk DBD 

Di Tengah Pandemi Covid-19, DBD Masih Jadi Perhatian Khusus Dinkes Kutim



Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kutim, Muhammad Yusuf
Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kutim, Muhammad Yusuf

SELASAR.CO, Sangatta – Pandemi wabah virus Corona sedang menjadi perhatian khusus hampir semua pemerintah daerah di Indonesia karena jumlah kasusnya terus meningkat. Namun, memasuki musim hujan tahun 2020, ada penyakit yang juga memerlukan perhatian khusus, yakni demam berdarah (DBD).

Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim) mengaku memberikan perhatian khusus terhadap penyebaran DBD. “Kami juga tetap melakukan pemantauan terhadap penyakit demam berdarah dengue. Kalau ada bukti dari laboraturium ada yang positif DBD, akan langsung dilakukan fogging,” ujar Kepala Dinkes Kutim dr Bahrani Hasanal.

Untuk itu, Dinkes meminta seluruh masyarakat Kutai Timur untuk segera melapor ke Dinas Kesehatan jika menemukan kasus DBD di daerahnya. “Kalau kasusnya untuk sementara belum banyak, dan saya juga belum dapat laporan apakah ada yang gawat atau yang lain-lain, kalau sampai meninggal belum ada,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kutim, Muhammad Yusuf menyebutkan apabila memasuki musim hujan, kasus demam berdarah selalu meningkat.

“Kenapa bisa meningkat? Karena beberapa hal. Pertama, mobilitas penduduk yang tinggi seperti dari luar daerah, transportasi meningkat, dan perilaku masyarakatnya sendiri. Kalau masyarakat menyimpan jentik nyamuk di rumahnya masing-masing, itu kan sumber penularan. Begitu ada yang positif satu, maka akan menular ke yang lain,” jelasnya.

Selain itu, ternyata kegiatan fogging juga bukan merupakan langkah yang tepat dalam memberantas sarang nyamuk. “Fogging sebetulnya bukan cara yang efektif untuk memberantas sarang nyamuk DBD,” kata Yusuf.

Pasalnya, fogging hanya mematikan nyamuk besar alias yang bisa terbang. Tetapi, larva atau telur nyamuk yang berada di permukaan air atau genangan air, tidak mati. Pemberantasan yang paling efektif adalah dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan mengawasi genangan air di lingkungan.

“Fogging itu hanya mematikan nyamuk yang terbang-terbang saja, tapi larva atau telurnya tidak. Jadi, cara yang paling efektif adalah 3 M (menguras, menutup, dan mengubur). Jangan sampai kotor dan genangan air dibiarkan, karena itu jadi sarang nyamuk, jadi tempat nyamuk DBD bertelur,” jelasnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya