Kutai Kartanegara
Satu Desa Satu Hafiz  Gerakan Etam Mengaji Hafiz Alquran Santri Santri Kukar  Prokom Kukar 
44 Santri Diwisuda Melalui Program Satu Desa Satu Hafiz
SELASAR.CO, Kutai Kartanegara - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada tahun 2016 lalu telah memprogramkan Satu Desa Satu Hafiz Alquran. Program ini berkesinambungan dengan Perbup nomor 24 tahun 2016 tentang Gerakan Etam Mengaji (Gema).
Hal tersebut diungkapkan Plt Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Chairil Anwar melalui sambutan tertulis yang disampaikan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabupaten Kukar, Suprianto, pada acara wisuda sekaligus pelepasan Santri Program Satu Desa Satu Hafiz Alquran tahun 2019-2020 di Masjid Al Anshar Jalan Arwana Tenggarong, Sabtu (31/10/2020).
Chairil berpesan, target utama dari Program Satu Desa Satu Hafiz Alquran ini tidak lain agar masyarakat Kukar tidak mengalami krisis iman dan guru mengaji. "Dengan kehadiran para hafiz dan hafizah di desa masing-masing akan melahirkan masyarakat Qurani," ujarnya.
Santri yang telah dinyatakan berhasil mengikuti program ini selama satu tahun, akan mengabdi di desanya masing-masing. Untuk menularkan kemampuan hafalan para santri di tengah masyarakat. Serta memasyarakatkan baca tulis Alquran di desa masing-masing.
Berita Terkait
Chairil berharap, ilmu pengtahuan yang telah diperoleh dapat didayagunakan secara maksimal dan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat Islam. "Hafalan yang telah dimiliki senantiasa dijaga dengan selalu di-muroja'ah (diulang-ulang)," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Wisuda Satu Desa Satu Hafiz Alquran, Ustaz Harun Alrasyid mengatakan, keberadaan yayasan Hafiz Quran ini banyak mengalami beberapa kendala. Di antaranya ada yang mundur, ada yang behenti di tengah jalan.
“Alhamdulillah di antara 50 yang terdaftar, 44 yang berhasil lulus, 3 di antaranya berprestasi berhasil menempuh pendidikan Perguruan Tinggi Ilmu Quran di Jakarta, seluruh biaya pendidikan dibiayai Pemkab Kukar,” kata Harun Alrasyid.
Para santri yang telah lulus akan dikembalikan ke desanya masing-masing. Dengan harapan para santri akan diberdayakan di sana. “Apakah nantinya akan mejadi iman, guru ngaji ataupun jadi ustaz,” kata Harun.
"Yang terpenting untuk selalu menjaga etika sebagai hafiz dan hafizah Alquran yang bukan hanya memiliki hafalan Alquran, akan tetapi selalu mengaktualisasikan nilai-nilai Qurani di dalam kehidupan sehari-hari," sambungnya.
Capaian hafalan juz tertinggi diraih Dewi Kusuma Ningrum. Dengan capaian 30 juz. Dewi berasal dari Kecamatan Tenggarong.
Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan