Kutai Timur

Muara Ancalong Banjir di Muara Ancalong Banjir di Kutim Akses Jalan Muara Ancalong  cuaca buruk Banjir Muara Ancalong Kominfo Kutim 

Akibat Banjir, Akses Menuju Muara Ancalong Masih Terputus



Sejumlah akses jalan di Muara Ancalong dikabarkan terputus karena kondisi genangan air yang masih meninggi.
Sejumlah akses jalan di Muara Ancalong dikabarkan terputus karena kondisi genangan air yang masih meninggi.

SELASAR.CO, Sangatta – Curah hujan yang tinggi di Kutai Timur (Kutim), menyebabkan musibah banjir terjadi di beberapa wilayah, salah satunya Kecamatan Muara Ancalong. Sehingga, sejumlah akses jalan dikabarkan terputus karena kondisi genangan air yang masih meninggi.

Saat dikonfirmasi, Camat Muara Ancalong, Sabran, mengatakan saat ini ketinggian air masih sepinggang orang dewasa di jalan raya. Namun untuk rumah panggung yang berada di seputar bantaran sungai, rata-rata sudah masuk ke dalam rumah warga.

Sejauh ini, warga masih memilih untuk tetap bertahan di rumah, karena banjir kiriman yang terjadi setelah lebaran beberapa waktu lalu, perlahan-lahan mulai surut.

“Saat ini, akses transportasi masih terbilang sulit, karena kendaraan tidak bisa melintas dan saat ini warga hanya mengandalkan perahu sebagai akses transportasi,” ucapnya.

Dijelaskan Sabran, lokasi titik banjir terparah di Muara Ancalong itu, berada di pinggir bantaran sungai dan di jalan raya menuju Kecamatan Muara Bengkal. “Di situ yang paling parah, kalau mau keluar harus pakai perahu, kalau pakai sepeda motor dan roda empat tidak bisa,” jelasnya.

Untuk itu, saat kunjungan Bupati Kutim nanti, rencananya akan langsung dijemput di Kilometer 3 Kecamatan Muara Bengkal dengan menggunakan perahu menuju Muara Ancalong. “Banjir ini sebenarnya terjadi setiap tahunnya, namun tahun ini ketinggian airnya lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya,” bebernya.  

Lebih lanjut, Sabran mengatakan saat ini ada delapan desa yang terendam banjir di wilayahnya, yakni Desa Gemar Baru, Kelinjau Ilir, Kelinjau Ulu, Long Nah, Long Tesak, Muara Dun, Senyiur, dan Teluk Baru. Menurut Sabran, ketinggian air yang membanjiri delapan desa itu bervariasi. Mulai dari 10 hingga 50 sentimeter. Namun, terdapat satu desa yang terisolir karena banjir yakni Desa Long Poq Baru. Akibatnya akses logistik keluar-masuk desa terputus.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya