Kutai Timur
Dinkes Kutim Kasus Covid-19 di Kutim Penanganan Kasus Covid-19 
Ditanya Perkembangan Kasus Covid-19, Dinkes Kutim Sebut Tambah Mabuk
SELASAR.CO, Sangatta – Kasus Covid-19 di Kutim sangat melonjak dan angka kematian juga terbilang tinggi. Namun jika dibandingkan antara jumlah kasus terkonfirmasi positif dengan kematian, maka persentasenya masih tetap sama yakni 1,5 persen. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dr Bahrani Hazanal, Kamis (29/7/2021).
“Kalau kemarin itu, angka kematian 1,5 persen, 2 orang dalam satu minggu, atau 1 orang dalam sehari. Kalau sekarang 1,5 persen itu bisa 5 orang dalam sehari. Secara jumlah orang meninggalnya banyak, tapi persentasenya tetap sama, karena kasus terkonfirmasinya juga banyak. Jadi, jika ditanya perkembangan Covid-19, ya, mabuk tadi, belum lagi urusi tempat tidur dan mengurusi oksigennya,” ucap Bahrani.
Untuk itu, menurutnya, dalam penanganan kasus Covid-19 di wilayah Kutim, dibutuhkan koordinasi dan kerja sama yang baik berbagai pihak. “Seperti beberapa waktu lalu salah satu rumah sakit swasta ingin memperluas penanganan Covid-19. Cuma mereka minta bed-nya bagaimana. Akhirnya kami bergerilya. Jadi mulai dari bekas Rumah Sakit Pertamedika ada dapat 5, terus bidan Triana dapat dua, Puskesmas Sangatta Utara dapat dua, dan kasurnya alhamdulillah kami dapat dari perusahaan,” bebernya.
Oleh karena itu, di tengah peningkatan pandemi kasus Covid-19 ini, dirinya meminta agar jangan ada lagi yang memikirkan untung rugi, namun harus bisa bersama-sama berjuang melawan pandemi. “Kalau ada yang bisa disumbangkan, sumbangkan. Tapi intinya itu kita harus bisa berkordinasi sebaik mungkin agar kita bisa bersama-sama menangani Covid-19 ini,” terangnya.
Berita Terkait
Lebih lanjut, Bahrani mengatakan, meski sebelumnya masih ada rumah sakit swasta menolak melayani pasien Covid-19, namun berkat adanya pengertian dari seluruh rumah sakit swasta yang ada di Kutim, akhirnya seluruhnya sudah mau membuka pelayanan pasien Covid-19.
“Jadi sekarang seluruh rumah sakit bekerja sama dan tenaga kesehatannya, untuk bisa berjuang mengatasi Covid-19. Karena garda terakhirnya ada di kami. Tapi tolong garda terakhir ini juga harus dijaga. Kalau mereka juga sudah ambruk, ini yang akan jadi masalah nanti,” pesannya.
Dibeberkan Bahrani, mulai dari Kecamatan Karangan ada beberapa tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. “Jadi kayak bergilir aja, terus dari Sangkulirang, Kaliorang, Muara Bengkal, sekarang Teluk Lingga, jadi bergilir. Tapi mudah-mudahan vaksin yang sudah mereka dapat itu bisa melindungi,” tutupnya.
Penulis: Bonar
Editor: Awan