Utama

Stok Oksigen Oksigen Medis Isolasi Mandiri Isoman Pasien Covid-19 di Samarinda 

Stok Oksigen Medis di Kaltim Aman, Namun Tabung untuk Pasien Isoman Langka



Ilustrasi petugas menyiapkan tabung oksigen untuk diisi ulang. (Maulana Surya/Antara)
Ilustrasi petugas menyiapkan tabung oksigen untuk diisi ulang. (Maulana Surya/Antara)

SELASAR.CO, Samarinda - Orang yang terinfeksi virus corona dan mengalami gejala Covid-19 berupa sesak napas membutuhkan bantuan terapi oksigen. Seiring meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit, kebutuhan akan oksigen medis pun ikut bertambah. Saat ini rumah sakit di Kaltim diperhitungkan memerlukan 40 ton gas oksigen per harinya. Peningkatan kapasitas produksi pun terus diupayakan Pemprov Kaltim melalui perusahaan produsen gas yang ada di Kaltim. Jika sebelumnya kapasitas produksi gas oksigen di Kaltim hanya sekitar 32 ton per hari dari PT Samator Gas Samarinda, saat ini jumlahnya telah meningkat usai produsen gas lainnya seperti PT Kaltim Methanol Industri dan PT Pupuk Kaltim ikut membantu memenuhi kebutuhan oksigen di Kaltim.

"Alhamdulillah kebutuhan gas kita sudah lebih dari cukup per harinya. Sekitar 68 ton per hari sudah siap untuk didistribusikan ke rumah sakit di Kaltim," sebut Kadis Kesehatan Kaltim, dr Hj Padilah Mante Runa seperti dikutip dari press release Biro Humas Pemprov Kaltim.

Meski begitu persoalan kelangkaan gas oksigen di Kaltim belum benar-benar teratasi. Seperti diketahui selain pasien rumah sakit, saat ini juga banyak pasien isolasi mandiri yang juga membutuhkan terapi oksigen. Tingginya permintaan ini, membuat tabung gas oksigen di pasaran menjadi langka. Kelangkaan tabung gas ini pun turut dibenarkan oleh Rony, Direktur CV Sumber Gas Abadi yang bergerak dibidang penjualan gas industri di Samarinda. Kepada Selasar Rony berujar bahwa selama pandemi Covid-19 ini perusahaannya tidak lagi hanya melayani permintaan dari industri saja, namun juga menerima permintaan dari masyarakat umum.

“Kelangkaan tabung gas ini sudah terjadi sejak awal Juli. Saat itu kami masih nyetok 25 tabung yang ukuran 1 m3, dan saat ini sudah habis terjual semua,” ujar Rony pada hari ini Kamis (5/8/2021).

Sulitnya mendapat pasokan tabung gas yang memang didatangkan langsung dari distributor di Jakarta, menjadi salah satu penyebab kelangkaan tabung di tempatnya. Dari penjelasan yang ia terima, saat ini distributor Jakarta masih fokus dengan pemenuhan permintaan di ibu kota.

“Dalam kondisi normal itu kalau kami order hari ini, paling lambat seminggu kemudian sudah datang. Kalau sekarang saat kami tanyakan, mereka bilang akhir agustus atau september baru bisa kirim kembali. Itupun harganya naik menjadi Rp 800 ribu, dari harga sebelumnya Rp 650 ribu di tingkat distributor,” ungkapnya.

Selama kosongnya stok tabung oksigen di tempatnya, Rony mengaku terus mendapat panggilan telepon dari masyarakat yang ingin membeli tabung oksigen untuk keluarganya yang sedang menjalani isolasi mandiri. Bahkan perharinya dirinya bisa menerima 100 panggilan telepon masyarakat yang ingin membeli tabung oksigen.

“Banyak sekali yang menanyakan, setiap hari ada 100 nomor baru yang menelpon. Kasian juga sebenarnya, karena terkadang ada yang sampai nelpon tengah malam,” ungkapnya.

Mengakali situasi kelangkaan tabung oksigen yang sedang langka, demi membantu masyarakat dirinya pun memilih membuka pengisian tabung oksigen. Untuk mengisi penuh tabung gas oksigen berukuran 1 m3, biaya yang dipatok hanya Rp 60 ribu. Sementara untuk mengisi ulang tabung berukuran 6 m3, dikenakan biaya Rp 80 ribu.

Melihat situasi ini, dirinya pun menyarankan pemerintah untuk membantu dalam pengadaan tabung oksigen beserta regulatornya. Hal ini agar kebutuhan masyarakat umum yang sedang menjalani isoman bisa terpenuhi. Selain dirinya meminta adanya pemenuhan kembali kebutuhan gas cair untuk industri oleh pemerintah, karena selama ini aktivitas seperti di galangan kapal tersendat karena terjadi kelangkaan.

“Perusahaan-perusahaan ini banyak yang konfirmasi juga ke saya terkait pemenuhan gas cair untuk industri ini. Namun saya bilang belum bisa, karena dari produsen pun masih fokus pada kebutuhan medical,” pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya