Kutai Kartanegara

bantuan sembako Pasien Isoman Isolasi mandiri Isoman  Lurah Salok Api Darat Salok Api Darat Paket sembako 

Ibu Ini Kesal Bantuannya untuk Pasien Isoman Malah Dilelang di Kelurahan



Potongan gambar video Lurah Salok Api Darat yang beredar.
Potongan gambar video Lurah Salok Api Darat yang beredar.

SELASAR.CO, Tenggarong – Beredar video yang menunjukkan seorang perempuan mendatangi Kantor Lurah Salok Api Darat, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Jumat (13/8/2021). Dalam video, perempuan itu terlihat sedang berdebat dengan Lurah Salok Api Darat terkait masalah bantuan paket sembako bagi warga yang menjalani isolasi mandiri akibat Covid-19.

Bantuan itu berupa satu rak telur dan beras 5 kilogram sebanyak 30 paket untuk dibagikan kepada 30 warga melalui Kelurahan Salok Api Darat. Perempuan itu juga nampak kesal, karena setelah lima hari berjalan, bantuan itu baru disalurkan kepada sembilan warga. Lalu, sisa bantuan diketahui telah dilelang oleh pihak kelurahan dan dijadikan uang.

Saat dikonfirmasi, Camat Samboja, Akhmad Nurkhalis, membenarkan adanya kejadian tersebut. Dikatakannya, memang betul bahwa telurnya dilelang untuk dijadikan uang. Namun, untuk berasnya masih ada. Pihak kelurahan khawatir jika telur itu didiamkan terlalu lama, akan membusuk.

"Telurnya itu dilelang untuk dijadikan uang sementara sebelum membusuk. Kemudian nanti akan dibagi kembali ke warga yang lagi isoman dan itu diputuskan oleh bukan Lurah sendiri, melainkan bersama Satgas, ada RT dan ada Babinkamtibmas. Jadi tidak disalahgunakan, cuma diamankan dulu," jelas Akhmad.

Ia menilai hanya terjadi kesalahanpahaman saja antara ibu yang menyalurkan bantuan tersebut dengan pihak kelurahan. Ibu itu tidak terima jika bantuan yang ia salurkan untuk warga ditahan terlalu lama di kelurahan.

"Dalam proses itu, mungkin dikhawatirkan telurnya itu busuk. Sehingga satgas ini memutuskan untuk dilelang dulu. Tapi uangnya tetap disimpan untuk dibelikan telur yang lebih baik lagi untuk dibagikan kembali," terang Akhmad.

Ia pun telah melakukan mediasi kepada ibu tersebut, untuk meluruskan permasalahan ini. Mediasi itu juga dihadiri oleh Babinsa dan juga Babinkamtibmas. Hanya saja saat ini tinggal mempertemukan Lurah dengan ibu yang menyalurkan bantuan tersebut, sehingga kesalahpahaman ini bisa diluruskan.

"Ini saya dalam perjalanan untuk mempertemukan Lurah dengan ibu yang bersangkutan, jadi untuk ini prosesnya sedang diklarifikasi," ujar Akhmad.

Sementara itu, Deasy Santika Eva, perempuan pemberi bantuan itu, mengatakan bantuan yang ia berikan sudah seminggu lalu berada di Kelurahan Salok Api Darat. Namun saat dirinya kembali mengkonfirmasi ke pihak kelurahan, bantuan itu baru diterima oleh 9 warga. Padahal di Salok Api Darat ada 30 orang yang sedang menjalani isolasi mandiri. Ia juga menyebutkan, tidak hanya dirinya yang menyalurkan bantuan tersebut, tetapi ada dari warga lainnya dan juga dari Polsek Samboja.

"Cuma yang saya bingung kan isoman 30, punya saya baru terbagi 9. Terus dengan yang lain-lain itu kan jika ditotal jumlahnya banyak," kata Deasy.

Selain itu, ia juga mendengar kabar dari warga setempat, bahwa bantuan yang ia berikan kepada warga telah dilelang oleh pihak kelurahan. Namun saat ia menanyakan hal tersebut, pihak kelurahan memberikan alasan bahwa takut bantuan yang berupa telur itu membusuk. Sehingga pihak kelurahan melelangnya.

"Alasannya takut telurnya busuk. Maksud saya langsung aja kasihkan, selesai," sebutnya.

Seharusnya pembagian bantuan itu dilakukan secara transparan kepada masyarakat. Jika pun ingin dilelang, pihak kelurahan harus meminta izin dahulu kepada yang menyalurkan bantuan tersebut.

"Tapi kayaknya gak perlu dilelang, dibagikan aja, kan orang banyak butuh. Ini saya pesan 100 rak lagi, saya bagi sendiri aja. Barang saya kemarin masih ada sisa itu, masih ada di kelurahan. Saya enggak mau ngambil biar jadi barang bukti untuk diproses," ujar Deasy.

Tak hanya masalah bantuan yang dilelang saja yang ia keluhkan, tetapi ia juga mempermasalahkan Lurah Salok Api Darat yang tak mengenakan masker saat bertemu dengan dirinya. Seharusnya seorang Lurah yang menjadi panutan harus menjadi contoh masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Malah tidak pakai masker sama sekali. Prokesnya enggak dapat, saya bilang jaga jarak malah didekati," katanya.

Ia juga menyebutkan, bahwa hari ini Sekkab Kukar, Camat Samboja, Kepala Rumah Sakit Samboja, Lurah Salok Api Darat dan RT 08 Kelurahan Salok Api Darat telah datang ke rumahnya. Kedatangan itu meminta maaf atas kelalaian atau ada penyelewengan yang dilakukan oleh pihak kelurahan. Dirinya pun telah memaafkan atas apa yang telah terjadi. Namun, ia menuntut agar Lurah Salok Api Darat dapat diberi sanksi terkait protokol kesehatan.

"Kalau meminta maaf saya pribadi memaafkan, namanya juga sesama manusia. Cuma untuk sanksi yang membentak, mendekati saya tidak prokes, tidak pakai masker, itu saya teruskan aja sudah proses yang berjalan aja," tuntutnya.

Atas nama pribadi, sebagai warga Salok Api Darat, dirinya komplain terkait protokol kesehatan saat dirinya bertemu dengan Lurah. Ia juga akan membuat laporan secara resmi kepada pihak kepolisian. "Rencana mau buat laporan secara resmi," tutup Deasy.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya