Utama

PPKM Level 4 di Kaltim PPKM Level 4 Rapor Merah  Dinkes Kaltim Isran Noor Peningkatan Kasus Covid-19 di Kaltim 

Rapor Merah PPKM Level 4, Dinkes Kaltim: Mobilitas Tinggi dari Luar Daerah



Jokowi tiba di Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 25 Oktober 2018 lalu.
Jokowi tiba di Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 25 Oktober 2018 lalu.

SELASAR.CO, Samarinda - Presiden Joko Widodo menyoroti tren lonjakan kasus virus Covid-19 di sejumlah provinsi luar Jawa Bali. Ia menyebut tren lonjakan itu terjadi selama dua pekan terakhir. Tercatat, provinsi di luar Jawa Bali berkontribusi 13.200 kasus atau 34 persen dari kasus baru secara nasional pada 25 Juli lalu. Sementara per 6 Agustus 2021 naik menjadi 21.374 kasus atau 54 persen dari kasus nasional.

Jokowi mengatakan setidaknya ada lima provinsi yang ia soroti. Kelima provinsi itu mengalami lonjakan kasus harian tinggi. Lima provinsi itu adalah Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, Sumatera Barat dan Riau.

"Kelihatannya terjadi pergeseran lonjakan dari Jawa Bali menuju ke luar Jawa Bali dan selama dua minggu terakhir ini penambahan kasus-kasus baru di provinsi di luar Jawa terus meningkat," ucap Jokowi di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Sabtu, 7 Agustus 2021 lalu.

Dimintai tanggapannya mengenai hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kaltim, dr Padilah Mante Runa mengatakan, bahwa selama pemberlakukan PPKM level 4 masyarakat Kaltim termasuk patuh dengan aturan. 

Bahkan dirinya menyebutkan bahwa Kaltim pernah dinyatakan sebagai provinsi paling taat melaksanakan protokol kesehatan oleh BNPB. Mantan direktur RSJD Atma Husada Mahakam ini menilai, tingginya mobilitas masyarakat dari luar daerah Kaltim yang menjadi salah satu penyebab tingginya kasus baru. 

“Kita tahu sendiri Kaltim itu mobilitas manusia dari luar daerah tinggi sekali. Karena di sini pusat-pusat industri besar berada, mulai dari perminyakan, pertambangan, dan lain-lain. Otomatis arus ekonomi ini kan mengharuskan orang bolak-balik, seperti arus kapal tongkang dari luar negeri. Varian delta yang masuk kemarin kan juga dari ABK kapal batu bara asal India,” ujar dr Padilah pada hari ini, Senin (9/8/2021).

Oleh karena itu dikatakan dr Padilah, tercapainya herd immunity menjadi jalan keluar dari persoalan ini. Saat ini Kaltim diketahui baru mencapai 20 persen dari target 70 persen orang yang harus divaksin, untuk mencapai kekebalan kelompok. Dari capaian ini jumlah vaksinasi pertama baru di angka 18 persen sementara penerima suntikan kedua baru mencapai 11 persen.

“Vaksinasi kita masih sangat kurang diberikan dari pusat. Saat ini kita baru mencapai 20 persen, dari target 70 persen atau sekitar 2,9 juta orang untuk mencapai herd immunity,” pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya