Utama

Desa Miau Baru  Babi Tenak Babi Peternakan Babi Kecamatan Kongbeng 

Ratusan Babi Mati Mendadak di Desa Miau Baru Kutai Timur



Ilustrasi.
Ilustrasi.

SELASAR.CO, Sangatta - Ratusan ekor babi yang diternak warga Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kabupaten Kutai  Timur, dilaporkan mati mendadak. Akibatnya, para peternak di wilayah itu mengalami kerugian besar.

Salah satu peternak di Desa Miau Baru, yang juga merupakan Sekretaris Kecamatan Kongbeng, Petrus Ivung, mengatakan sejak tiga hari yang lalu puluhan ekor babi milik warga dilaporkan mati mendadak. Namun, penyebabnya belum diketahui secara pasti.

“Kemungkinan sampai siang hari ini sudah ratusan babi milik warga yang mati mendadak. Karena yang kita lihat dari pinggiran sungai sudah banyak yang mati. Tapi belum kita cek sampai ke dalam sana. Istilahnya hutan di sini dan kita para peternak ini kan beternaknya di pinggir sungai, dilepas bebas dan tidak dikandang, sehingga matinya itu dimana-mana,” ucap Ivung, Senin (30/8/2021).

Akibat kejadian tersebut, Petrus mengaku para peternak di wilayah tersebut mengalami rugi besar. Ada satu kepala keluarga jumlah babinya mati sampai puluhan ekor. “Biasanya kalau dijual di sini harga satu kilogram dagingnya mencapai Rp 50 ribu, sementara satu ekor babi bisa mencapai 100 kilogram,” imbuhnya.

Untuk itu, dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya berharap agar ratusan ekor babi yang mati mendadak tersebut, bisa segera ditangani oleh instansi terkait. Pasalnya upaya masyarakat saat ini hanya mengandalkan obat-obat tradisional.

“Kalau bisa ditangani, segera ditangani. Tapi yang mati sekarang ini, kita dari masyarakat hanya tinggal menguburkan aja lagi,” terangnya.

Salah satu petugas kesehatan hewan dan veteriner UPT Puskeswan Kecamatan Kongbeng, Kaletus Legi, juga membenarkan bahwa ada ratusan ekor babi yang diternak warga Desa Miau Baru, dalam tiga hari terakhir dilaporkan mati mendadak.

“Kemarin ada peternak yang melaporkan ke kita, bahwa ada ternak babinya tiga hari ini mati,” ucap Kaltus Legi.

Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya kemudian langsung melakukan pengecekan di lapangan dan penyebab kematiannya belum diketahui secara pasti. “Tapi indikasinya kalau dilihat dari organ dalamnya itu mengarah ke flu babi. Namun kami belum bisa pastikan mati karena harus dicek di laboratorium,” jelasnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya