Kutai Kartanegara

Harga Cabai   Harga Cabai di Kukar Harga sembako Kenaikan Harga Cabai  Kenaikan Harga Menjelang Nataru Nataru 2021 

Jelang Nataru, Harga Cabai di Kukar Naik Hingga Rp 100 Ribu



Ilustrasi penjual cabai.
Ilustrasi penjual cabai.

SELASAR.CO, Tenggarong - Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022, harga cabai di Kutai Kartanegara (Kukar) melambung tinggi hingga dua kali lipat dari harga normal.

Pedagang Cabai Pasar Tangga Arung, Tenggarong, Sriwati, mengatakan, kenaikan harga cabai di pasar dipengaruhi kondisi angin laut yang kencang. Sehingga, menimbulkan gelombang yang cukup besar. Karena rata-rata pasokan cabai berasal dari Pulau Jawa dan Sulawesi.

"Mungkin ada pengaruh juga gelombang tinggi. Jadinya lambat ngirim ke sini, itu yang pertama," ujar Sriwati.

Bulan November lalu, harga cabai tiung dan keriting masih normal, yakni Rp 35 ribu per kilonya. Sedangkan cabai rawit harganya Rp 60 ribu. Namun, sejak awal Desember 2021, harga cabai tiung dan keriting naik hingga Rp 85 per kilonya. Sedangkan cabai rawit naik hingga Rp 100 ribu. Kenaikan tersebut mempengaruhi daya beli konsumen.

"Kadang orang beli lebih sedikit," kata Sriwati.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kukar, S Fathullah, mengatakan, fenomena kenaikan harga kebutuhan bahan pokok ini memang sering terjadi di setiap hari besar keagamaan dan nasional. Namun, tidak semua bahan pokok yang mengalami kenaikan.

"Yang rutin mengalami peningkatan cabai rawit, itu rata-rata memang Rp 100 ribu. Yang sering fluktuatif itu adalah cabai keriting dan cabai tiung," ujar Fathullah.

Dalam pengamatan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kukar, kenaikan itu memang terjadi pada hari-hari besar keagamaan. Hal itulah yang mebimbulkan kebutuhan konsumen menjadi tinggi. Sehingga, berpengaruh terhadap harga pasar.

"Tapi setelah hari-hari biasa dia cenderung kembali normal," terang Fathullah.

Kemudian faktor cuaca juga menjadi salah satu penyebab kenaikan harga cabai di pasar, karena 70 persen pasokan cabai disuplai dari Pulau Jawa dan Sulawesi. "Kebutuhan lokal itu belum mencukupi. Jadi ketika terjadi lonjakan permintaan, terjadi juga lonjakan harga," jelasnya.

Ia pun memprediksikan, bahwa kenaikan harga cabai ini akan berlangsung selama satu hingga dua bulan. Setelah itu, harga cabai di pasar akan kembali normal.

"Artinya sifatnya tidak permanen, jadi masih turun naik dan masyarakat juga daya belinya masih sanggup. Mereka juga tidak terlalu mempermasalahkan kenaikan harga yang sifatnya temporer itu," tutup Fathullah.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya